Bisnis.com, BANDUNG—Kementerian Perindustrian mendorong pembentukan Bandung Techno Park (BTP) sebagai role model pengembangan techno park di tanah air.
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan pihaknya mendapatkan tugas untuk mengembangkan sejumlah Techno Park di tanah air.
“Kemenperin mendapatkan tugas dari pemerintah untuk mengembangkan sejumlah Techno Park di tanah air dan mendapatkan usulan dari berbagai daerah. Karena itu, untuk pengembangan Techno Park ini membutuhkan model yang baik dan teruji agar dapat diterapkan di berbagai daerah,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (7/8).
Putu menambahkan BTP diharapkan selain dapat menjadi role model pengembangan Techo Park, mampu juga menjadi ikon tidak hanya bagi kota Bandung, tetapi juga menjadi ikon nasional bagi pengembangan industri information and communication technology (ICT).
Sementara itu Direktur BTP Jangkung Raharjo mengatakan BTP memiliki tiga peran yakni peran Research and Development (R&D), pengembangan start-up company dan pengembangan industrial cluster.
Menurut Jangkung peran R&D dan pengembangan start-up company di BTP sudah berjalan cukup baik selama ini, kedepan diharapkan BTP bisa menjadi sebuah industrial cluster sehingga berbagai perusahaan multinasional di bidang elektronika dan telematika seperti Samsung, Apple, dan lain-lain dapat masuk ke dalam BTP untuk membentuk satu kawasan ekosistem inovasi elektronika dan telematika.
Jangkung mengatakan nantinya BTP akan berbentuk Science & Technology Park, yakni sebuah kawasan yang dikelola dengan tujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Serta memperkuat peran iptek dalam pembangunan ekonomi melalui inovasi dan daya saing usaha serta lembaga-lemabaga berbasis pengetahuan.
Hingga saat ini, tambah Jangkung, pihaknya telah menghasilkan produk inovasi di bidang telematika dan energi yang sudah komersial dan menghasilkan start-up company.
Putu menambahkan Techno Park dapat berperan dalam menciptakan sinergi antara komunitas akademik di sekitarnya dengan komunitas industri yang membutuhkan dukungan pengembangan dan inovasi, penumbuhan knowledge worker, dan knowledge culture.
Techno Park akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memadai sebagai pusat riset dan pengembangan bisnis, pusat training dan sertifikasi, pusat penumbuhan, pembinaan dan pengembangan tenant, gedung display produk lokal, pusat data dan informasi, pusat mitra industri, sehingga diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri yang mapan
Putu mengingatkan bahwa perkembangan produk dan pertumbuhan pasar ICT dunia selama ini sangat cepat, bahkan pertumbuhan industri ICT telah menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi dunia. Namun demikian kontribusi industri ICT nasional selama ini masih relatif sangat kecil.
“Jika Indonesia tidak mengembangkan industri ICT sendiri maka Indonesia hanya akan menjadi target pasar perusahaan-perusahaan ICT dunia. Bahkan, setelah berhasil mengembangkan industri ICT sendiri pun, pemerintah tidak bisa begitu saja menutup pasar dalam negeri terhadap produk-produk ICT dari luar karena Indonesia sudah meratifikasi ketentuan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO),” ujar Putu.
Menurut Putu, pasar produk ICT telah mencapai lebih dari US$ 600 miliar dengan produk yang makin bervariasi mulai dari juicer sampai intelligent house yang berbasis ICT. Bahkan, industri manufaktur tidak akan bisa bersaing dengan baik jika tidak didukung ICT yang baik.
Maka, dia menekankan perlunya lokasi khusus untuk mengembangkan industri ICT. Namun pada praktiknya, pengembangan tersebut tidak bisa dikerjakan satu pihak saja, melainkan harus bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, pemda, dunia usaha, dan komunitas peneliti.
Hingga sekarang, pembangunan ini telah memasuki tahap ground breaking pada Rabu (5/8) lalu sebagai tanda dimulainya pembangunan dua gedung pusat inovasi elektronika dan telematika di Kawasan Pendidikan Telkom, Bandung.
Kedua gedung pusat inovasi elektronika dan telematika tersebut dibangun dengan menggunakan anggaran Kementerian Perindustrian tahun 2015 sebesar Rp 20 miliar atau Rp 10 miliar per gedung. Gedung yang masing-masing terdiri dari dua lantai itu diperkirakan akan selesai pembangunannya pada bulan November-Desember 2015.