Bisnis.com, SEOUL - Surat kabar lokal Korea Selatan, The Kyunghan Shinmun mempublikasikan topik menarik mengenai sistem pendidikan di Negeri Ginseng setelah seorang siswi drop out dari sekolah menengah atas.
Kini, siswi yang beridentitas Kim Da Eun tersebut lebih memilih untuk berkeliling negerinya, demi menarik perhatian dan pembahasan mengenai sistem pendidikan Korea.
Kim Da Eun telah menjadi topik di media sosial karena telah mengangkat masalah mengenai sistem pendidikan Korea dengan keputusannya untuk meninggalkan SMA Jinju pada akhir April.
Sekitar tiga bulan setelah keputusannya meninggalkan sekolah, Kim mengemas barang-barangnya untuk melakukan perjalanan keliling negeri dalam rangka untuk berbagi pemikirannya dengan orang lain.
Pada hari pertama perjalanannya, ia mengunjungi sekolah alternatif yang ia ketahui melalui Facebook dan mempelajari proses pendidikannya. Kim tidak membuat rencana sebelumnya untuk bertemu orang-orang di sekolah tersebut untuk berbagi pemikiran dengan mereka, tapi berpindah tempat dari hari ke hari.
Kim menulis dalam suratnya terkait keputusannya keluar dari sekolah pada 17/04/2015. Ia menyatakan, keputusannya meninggalkan sekolah ialah karena pembelajaran di sekolah tersebut kurang, hanya ada kompetisi antar siswanya.
Demo tersebut dimulai pada 1 Mei hingga 12 Juli 2015. Ia berdiri di luar sekitar 20 SMP dan SMA di Jinju, memimpin demonstrasi sendirian dengan papan yang ditulis dengan kalimat, “Saya bukan sebuah boneka, jadi saya putuskan benang ini,” yang juga merupakan alasannya keluar dari sekolah.
“Saya membenci sistem edukasi yang memberi peringkat pada siswa dan guru dengan rote (teknik mengingat didasarkan pada pengulangan). Sekolah bahkan mengawasi hidup pribadi siswa, mencampuri, dan membuat kami menjadi mesin belajar. Saya tidak dapat meneruskan sekolah yang mengatakan saya harus menyerah mempertahankan kepribadian saya. Siswa lain memiliki pemikiran yang sama, tapi hanya saya yang bertindak.”
Ia menambahkan, dirinya telah bertanya kepada orang-orang dewasa, dan konsultasi dengan gurunya terkait apakah keluar dari sekolah adalah ide yang bagus. Kemudian, ia dan gurunya mencoba membuat sebuah klab untuk siswa yang juga merasakan hal yang sama, namun, sulit untuk menemukan teman yang dapat melakukan hal tersebut bersama.
“Pada satu titik saya berpikir, saya akan mencoba SMA alternatif, tapi sekarang daripada sekolah alternatif, saya akan mencoba menemukan cara lain,” ucapnya.
Kim mengatakan, untuk saat ini orang tuanya memahami tujuannya melakukan hal tersebut, tapi di sisi lain, mereka tetap berharap, Kim akan mendapat GED dan melanjutkan ke universitas.
Di sisi lain, demonstrasi ini dilakukannya untuk mencari siswa yang memiliki pemikiran yang sama dengannya terkait masalah pendidikan. “Saya ingin mencoba berdiskusi dengan siswa yang juga berpikiran sistem pendidikan ini bermasalah dan memiliki waktu untuk berdiskusi mengenai keprihatinan kami terhadap kehidupan dan kaitannya dengan sekolah, maka dari itu saya melakukan demonstrasi.”
Kim menambahkan, “Bukan hanya dari sekolah, Anda juga bisa belajar dari orang lain. Saya tidak mau belajar hanya untuk tes, tetapi saya mau mengetahui lebih mengenai diri saya sendiri dan kehidupan.”