Bisnis.com, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat memutuskan melakukan efisiensi perjalanan dinas ke luar negeri.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan dalam upaya efisiensi yang diimbau oleh pemerintah pusat perjalanan dinas termasuk yang akan dihemat.
Menurutnya, perjalanan dinas keluar negeri didominasi oleh agenda promosi potensi ekonomi Jabar.
"Ke depan harus didesain sedemikian rupa. Kalau harus ke luar negeri betul-betul sudah proses akhir, ada perjanjian, ada tanda tangan kerja sama, dari dalam siapa, dari luar negeri siapa," katanya di Gedung Sate, Bandung, Rabu (3/12/2014).
Menurutnya, saat ini untuk promosi ke luar negeri pihaknya ingin lebih memanfaatkan teknologi internet untuk komunikasi tahap awal atau penjajakan.
"Gunakanlah IT. Ke luar negeri kalau sudah final. Tanda tangan. Kalau hanya penjajagan, kunjungan biasa, dialog, paparan, tidak perlu cukup komunikasi lewat teknologi," paparnya.
Gubernur mengaku dirinya juga membatasi pergi keluar negeri dengan hanya memilih momen ekonomi yang terbilang penting seperti perjanjian kerja sama ekonomi.
"Kalau tandatangan saja, momen-momen itu saja. Monorel tanda tangan. Kalau cuma ketemu dubes, kalau nggak ada momen ya nggak. Kalau kirim kopi 30 ton misalnya ke maroko, mau saya ke sana," katanya.
Bagaimana dengan undangan pameran di luar negeri? Menurutnya harus tetap dilihat efisiensi, skala dan urgensinya. Jika pameran itu bisa mendatangkan minat masyarakat luar negeri untuk sekedar penjajakan pihaknya mempersilakan.
"Tapi cukup bebarapa orang, baru nanti ada pejabatnya, kepala dinas, sekda, atau kepala daerah di akhir saja. Kalau perjanjian kerja sama kan harus hadir," paparnya.
Hal yang sama juga berlaku jika ada perjanjian sister city yang menurutnya bisa diatur apakah pihak luar negeri yang datang ke Jabar.
"Tapi kalau penjajakan cukup staf, ada tim advance, satu dua orang. Kita coba efisienkan sekarang," ujarnya.