Bisnis.com, SOREANG - Kebiasaan masyarakat Indonesia yang mulai 'lazy mind' (malas berfikir) telah menyebabkan pelaku kejahatan seksual kian tumbuh subur. Budaya permisif dan toleran terhadap perilaku menyimpang pun seolah diamini media massa.
Ketua Yayasan Kita dan Buah Hati Indonesia, Elly Risman mengatakan, dengan pola yang lazy mind akan membuat masyarakat kian mudah memaafkan tindakan negatif seperti pornografi, pornoaksi, narkoba dan lainnya.
"Buktinya, ketika seseorang melakukan perbuatan seksual, malah dieluk-elukan dan namanya semakin berkibar, akibat terus publikasikan disemua media massa," kata Elly Risman saat menjadi narasumber di seminar Hindarkan Anak dari Kekerasan Seksual di Gedung Mohammad Toha, Soreang, Kamis (2/10/14).
Secara otomatis dengan pandangan masyarakat yang mulai permisif itu telah menyebabkan kian rapuhnya kontrol sosial. Akibatnya, cara pandang generasi muda kian mengalami kemunduran.
Mengenai hal ini, pihaknya bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) terus mendorong tayangan acara yang berbau pornografi dan pornoaksi. Sialnya, tak banyak kewenangan yang dimiliki KPI.
"Pornografi ini menjadi proyek bisnis yang sangat menggiurkan dan sudah banyak orang yang sudah menikmatinya," ucapnya.
Tindakan pornografi dan pornoaksi bisa dengan mudah disaksikan anak dibawah umur. Padahal ketika si anak menyaksikan tayangan yang belum pada waktunya itu akan merusak otaknya.
"Dibaliknya kecanggihan teknologi menyimpan bahaya yang luar biasa. Dengan sentuhan jari saja, anak kita bisa mengkses berbagai materi pornografi dan lainnya," katanya.