Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KOMUNITAS: Eastorsick Memberontak Lewat Musik Grunge

Pada era 1990-an, sebuah genre musik bernama Grunge menggebrak industri musik dunia. Beberapa nama seperti Nirvana, Pearl Jam, Sound Garden, Alice in Chains dan Screaming Trees mampu mengubah corak musik Amerika. Tak lama kemudian seluruh dunia pun terjangkit virus Grunge, termasuk Indonesia.

Pada era 1990-an, sebuah genre musik bernama Grunge menggebrak industri musik dunia. Beberapa nama seperti Nirvana, Pearl Jam, Sound Garden, Alice in Chains dan Screaming Trees mampu mengubah corak musik Amerika. Tak lama kemudian seluruh dunia pun terjangkit virus Grunge, termasuk Indonesia. Ciri khas yang melekat pada aliran musik Grunge ini memiliki keunikan tersendiri. Kebanyakan orang yang mengartikan Grunge dengan kata 'sampah' itu tertera pada atribut saat mereka manggung. Ambil contoh, saat vokalis Nirvana, Kurt Cobain menggelar sejumlah konser, almarhum yang telah wafat tahun 1994 itu tak pernah alpa mengenakan celana jeans robek dan sweater belel. Hal serupa terlihat di setiap event Pearl Jam, di mana sang vokalis Eddie Vedder mengenakan kemeja dengan rambut gondrong yang terurai. Sepatu Doc Marten dan celana selutut menjadi pemandangan tersendiri bagi Pearl Jamers. Bagi Yuki Arifin Martawidjaja alias Yukie Pas Band, Grunge merupakan sebuah era di mana musik ini mengusung pemberontakan terhadap posmodernisme dan kapitalisme. Grunge lahir sebagai pembangkang terhadap kemapanan kebudayaan pada waktu itu. "Saya dan Pas Band hidup di era itu [Grunge] di mana para pendiri Grunge membawa virus perubahan kebudayaan yang sangat kental," katanya kepada Bisnis. Yukie masih ingat betul pada era itu dirinya sangat terpengaruh oleh karakter Grunge sehingga nuansa Pas Band dalam bermusik mengalir deras oleh virus Grunge tersebut. Menurut Yukie, Grunge bukan hanya genre musik yang mengusung kebebasan berekspresi seperti halnya aliran punk. Baginya, Grunge adalah jiwa di mana seorang pengikutnya mampu mengubah keadaan dengan cara bermusik. Hal serupa dirasakan pula oleh lady rocker Mitha The Virgin. Sebelum sukses bermusik seperti sekarang, dia mengaku sangat terinpirasi oleh Nirvana sekaligus salah satu band yang menjadi cikal bakal musik Grunge. Sebagai rocker, Mitha menuturkan saat ia duduk dibangku SMP, dirinya bersama teman-temannya kerap membawakan lagu Nirvana. Sebut saja sebuah hits Smells Like Teen Spirit yang mampu menggeser sejumlah artis papan atas seperti Michael Jackson di tangga lagu Biillboard era 1990-an. "Dulu sewaktu SMP saya dan teman di band sangat terpengaruh sekali oleh Nirvana. Unik saja gaya dan penampilannya," katanya. Dua tahun yang lalu, tepatnya pada akhir Desember 2010, saya masih ingat betul sekumpulan para penggeber musik Grunge berkumpul di kawasan Bandung Timur. Tujuan mereka hanya satu, yakni membentuk sebuah komunitas bernama Eastorsick. Acil Is Dead, front line band The All Innocent (T.A.I) salah seorang penggagas nama Eastorsick yang menggilai Grunge itu memaparkan kata Eastorsick diambil dari East, Distorsi dan Sick. Dengan terjemahan bebas kata itu bermakna Bandung Timur Bermusik Keras. Awalnya, anggota komunitas tersebut bisa dihitung jari. Tujuannya hanya ingin menyatukan para pecinta musik Grunge yang sudah lama ‘tidur’ di Bandung Timur. Perlahan, sejumlah anggota dari masing-masing band pengusung Grunge itu mulai memiliki gagasan membuat gigs kecil-kecilan. “Di Grunge, kami tak usah repot-repot menggunakan alat musik mewah dan mahal. Itu bukan tujuan kami dalam bermusik. Bagi kami, Grunge adalah kepuasan dan pemberontakan,” ujarnya. Kiprah Eastorsick dalam menyatukan penggemar Grunge mulai terwujud. Setelah kerap menggelar pertemuan setiap minggunya, satu per satu wajah-wajah pengikut Grunge mulai bermunculan baik yang mewakili band masing-masing atau pun hanya sekedar pecinta yang tak memiliki kemampuan dalam bermusik. Dalam setiap pertemuan itu, Acil berencana membuat event Grunge yang cukup besar di Bandung Timur dengan mengusung nama Eastorsick Jam. Rapat dimulai dari membahas tetek bengek bagaimana cara membuat sebuah event, budjeting, membuat proposal sponsorship hingga mendata nama-nama band yang akan menjadi bintang tamu. Sayang, setelah anggota Eastorsick bekerja keras ke sana kemari mencari dukungan sponsor, hanya beberapa perusahaan kecil yang bisa mendukung acara tersebut. Dana yang dihasilkan untuk menggelar acara tersebut sangat minim. Namun, berbekal dengan kecintaan pada musik Grunge, seorang anggota rela menggadaikan sebuah motor demi berlangsungnya acara. “Perjuangan anggota Eastorsick dalam membuat gigs memang loyal. Kami mencari uang Rp10 juta untuk kebutuhan acara sangat susah. Namun, salah satu anggota kami ada yang ikhlas membantu, hasilnya kami sangat puas, acara berjalan lancar,” katanya. Kesuksesan Eastorsick Jam ternyata membuat para pecinta Grunge keranjingan menyelenggarakan gigs sederhana. Nama Eastorsick mulai merebak. Setiap kali Eastorsick menggelar event, pecinta Grunge dari berbagai daerah seperti Cimahi, Tasikmalaya, Bogor, Jakarta merelakan untuk hadir. Di situlah masing-masing band pengusung Grunge mulai mencair dan saling berkenalan satu sama lain. Berbagai gigs pun kerap digelar. Bahkan kini Eastorsick sudah membuka cabang di berbagai kota. “Entah berapa banyak kini anggota Eastorsick, yang jelas kami puas, musik Grunge kini sudah meregenerasi dari berbagai kalangan,” katanya. Tak puas dengan kesuksesan menggelar berbagai event dan banyaknya anggota di berbagai daerah, kini Eastorsick mulai melebarkan sayap dengan membuka usaha di bidang merchandise. Penggarapan komunitas tersebut mulai serius dengan membuat manajemen kecil-kecilan. Dibuatlah sejumlah divisi seperti media, event, hingga bisnis agar komunitas tersebut terus hidup dan bermanfaat. Dari divisi bisnis misalnya, Eastorscik mulai menjual kaus, stiker dan merchandise lainnya yang bisa dijangkau pembeli di setiap event-event musik. Keuntungannya dikumpulkan untuk membiayai kebutuhan komunitas. “Intinya, kami ingin hidup dari keringat kami sendiri. Apalagi kami ingin membuat kompilasi dari hasil usaha kami sendiri,” katanya. (k5/ajz)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper