Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CURUG CILENGKRANG: Pesona Wisata Air Terjun di Bandung Timur

(web)
(web)
(web)

(web) BANDUNG (bisnis-jabar.com) -- Gunung Manglayang yang terletak di Kabupaten Bandung sebelah timur ternyata menyimpan pesona alam indah berupa air terjun. Wisata tersebut terdapat di Desa/Kecamatan Cilengkrang dan dikelola dalam kawasan Wisata Alam Curug Cilengkrang Perhutani KPH Unit 3 Bandung Utara. Di kawasan tersebut terdapat enam buah air terjun (curug) yaitu: Curug Batu Peti, Curug Papak, Curug Panganten, Curug Kacapi, dan Curug Leknan (Cilengkrang).  Untuk mencapai curug pertama hingga terakhir jaraknya sekitar 2 km. Curug Cilengkrang memiliki ketinggian air yang mencapai 50 meter dengan curahan air di dinding gunung yang memiliki diameter 5 meter. Sumber air curug berasal dari Gunung Manglayang dan mengalir mengikuti arah Sungai Cihampelas. Dengan tiket Rp3.000 per orang, pengunjung yang datang disuguhkan dengan beberapa keindahan alam yang masih alami. Pengunjung akan merasakan suasana semrawut perkotaan akan hilang begitu saja ketika berkunjung ke objek wisata ini. Petugas Wisata Alam Curug Cilengkrang Abah Dayat mengatakan awalnya Perhutani bersama masyarakat coba-coba membuka wisata curug tersebut. Antusias masyarakat yang lumayan kuat, akhirnya Wisata Curug Cilengkrang dibuka pada tahun 2001. ”Awalnya hanya coba-coba membuka objek wisata ini. Namun semakin lama respon masyarakat akan objek wisata Curug Cilengkrang sangat bagus,” katanya. Menurutnya, ada beberapa pantangan yang harus dijalani bila masuk ke kawasan Wisata Alam Curug Cilengkrang, yakni jangan merusak kelestarian alam. “Yang terpenting, wisatawan atau pun pecinta alam, dilarang menabuh alat musik seperti kendang, drum, dan sejenisnya. Kecuali dalam acara adat yang dilakukan masyarakan sekitar yang dinamakan Mapag Hujan saat musim kemarau yang berkepanjangan. Masyarakat sekitar percaya, apabila menabuh alat musik tersebut  akan mendatangkan hujan besar,” beber Abah Dayat. Abah Dayat menjelaskan saat ini debit air di Curug Cilengkrang sangat kecil akibat musim kemarau. “Debit air di atas sangat kecil, jadi untuk melihat kondisi curug sekarang tidak begitu bagus,” katanya. Meski demikian, kata dia, beberapa pengunjung tidak terlalu mengkhawatirkan kondisi curug yang menurun debit airnya. Sebab, biasanya para pengunjung pada musim kemarau sering melewati aliran sungai untuk menempuh lokasi curug yang jaraknya sekitar 2 kilometer dari pintu masuk. “Biasanya pengunjung yang menyukai tantangan selalu menyusuri aliran Sungai Cihampelas untuk menempuh lokasi Curug Cilengkrang,” jelasnya. Tak hanya itu, pada musim kemarau pula, banyak wisawatawan asing yang berkunjung setiap bulannya. “Mereka ke sini untuk liburan. Tapi, ada juga yang melakukan penelitian terhadap kondisi alam dan beberapa satwa di sekitar Gunung Manglayang,” papar Abah Dayat. Abah Dayat mengatakan pengunjung yang datang ke Curug Cilengkrang masih terbilang minim, karena baru dibuka pada tahun 2001 dan kurang pemasaran. “Setiap hari pengunjung yang datang hanya 50 orang. Sementara, saat weekend mencapai 200-300 wisatawan,” katanya. Meski demikian, pascaperbaikan jalan menuju lokasi curug sebulan lalu, pihak Perhutani terus menggenjot pemasaran ke beberapa tempat wisata di Jawa Barat. Hal tersebut sebagai upaya memperkenalkan Curug Cilengkrang terhadap masyarakat luas. Alhasil, pasca-Idul Fitri lalu, Wisata Alam Curug Cilengkrang  dikunjungi beberapa pengunjung dari Jakarta, Banten, Cirebon, serta kota-kota lainnya. “Lumayan pas Lebaran kemarin pengunjung yang datang mencapai 1000 orang per harinya,” jelasnya. Selain menyediakan keindahan alam berupa curug, di kawasan wisata tersebut terdapat beberapa tanaman dan pohon dilestarikan, seperti pinus dan kopi. Kawasan Curug Cilengkrang juga kerap dijadikan camping ground bagi para pecinta alam. Sementara, Jek selaku petugas karcis menambahkan hingga kini bantuan dari Perhutani masih minim bagi fasilitas Kawasan Wisata Curug Cilengkrang. Fasilitas tersebut berupa musala dan MCK. “Meski ada tapi masih apa adanya. Pos karcis juga dibangun dari swadaya masyarakat,” tambahnya. Meski demikian, pihaknya tetap berupaya memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjung. “Meski fasilitas minim, tapi kami berupaya melayani pengunjung dengan maksimal,” ujarnya. Selain itu, di Desa Cilengkrang masih banyak tedapat hewan-hewan mamalia seperti lutung dan monyet yang sering terlihat di tebing-tebing sepanjang jalur.(k29/yri)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper