(jibiphoto)JAKARTA (bisnis-jabar.com): Tingginya harga dan penaikan biaya materai untuk penjualan properti di Singapura akan menyebabkan konsumen asal Indonesia mengalihkan minatnya ke Malaysia. Rusmin Lawin, Sekretaris Jenderal Federasi Real Estate Internasional (FIABCI) Regional Asia Pasifik, mengatakan tren minat konsumen Indonesia terhadap property di Malaysia belum bisa dibilang naik atau turun. “Namun, dengan semakin tingginya harga dan perubahan regulasi pajak stamp duty [materai] di Singapura, ada peluang orang Indonesia menggeser minatnya ke Malaysia,” katanya kepada Bisnis hari ini. Sebelumnya, pemerintah Singapura memberlakukan peraturan bahwa properti yang dibeli sejak 14 Januari 2011 akan terkena pajak stamp duty berturut-turut 16%, 12%, 8%, dan 4% untuk penjualan kembali dalam jangka waktu satu, dua, tiga, dan empat tahun setelahnya. Rusmin menambahkan, pasar bagi konsumen asing untuk properti di Malaysia masih cukup besar, sementara minatnya belum terlalu tinggi. “Foreign buyers Cuma menyumbang 6% dari total pasar properti Malaysia, dari jumlah tersebut Indonesia berkontribusi sekitar 20%,” jelasnya. Konsumen asal Singapura masih mendominasi dengan sumbangan sebesar 30%, sedangkan sisanya berasal dari Timur Tengah, China, Inggris, Jepang, dan Korea Selatan. (JIBI/fsi)
PROPERTI: Pembeli Indonesia berpaling ke Malaysia
(jibiphoto)JAKARTA (bisnis-jabar.com): Tingginya harga dan penaikan biaya materai untuk penjualan properti di Singapura akan menyebabkan konsumen asal Indonesia mengalihkan minatnya ke Malaysia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru

19 jam yang lalu
KKJB 2025: Ada Layanan NIB Gratis di Sunda Karsa Fest
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
