Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tiga tahun perjalanan Karinding Attack

Karinding Attack (Karat), grup musik metal yang memakai alat musik tradisional karinding, kemarin (12/3) berulang tahun yang ketiga. Grup tersebut berdiri  pada 12 maret 2009 lalu. Berawal dari komunitas metal Ujungberung Rebels.

Karinding Attack (Karat), grup musik metal yang memakai alat musik tradisional karinding, kemarin (12/3) berulang tahun yang ketiga. Grup tersebut berdiri  pada 12 maret 2009 lalu. Berawal dari komunitas metal Ujungberung Rebels. Karinding adalah alat musik tradisional Jawa barat yang terbuat dari bambu. Karat tetap memainkan pirigan-pirigan (beat) pakem yang mereka pelajari, setelah itu mereka mengembangkannya ke dalam berbagai pirigan lain yang membaurkan corak dan komposisi musik punk, hardcore, dan metal. Iman Rahman Anggakusuma alias Kimung (celempung, vokal),  menuturkan, dalam penciptaan lirik lagu, mereka seringkali menggunakan istilah Sunda yang hanya dipakai di daerah tertentu, contohnya dalam lagu “Dadangos Bagong”, “dadangos” adalah istilah yang artinya “wajah” dan hanya dipakai di daerah Gunung Manglayang. “Kami juga kebih banyak menceritakan apa-apa yang dialami pribadi, “ kata Kimung. Selain itu, Karat juga menelurkan lagu-lagu yang menggambarkan perasaan terinjak dan ketidakadilan. Lagu-lagu mereka pada awal-awal berdiri diantaranya “Hampura Ma”, “Lagu Perang”, “Wasit Kehed”, dan “Blues Kinanti”. Lagu terbaru mereka diantaranya “Gerbang Kerajaan Serigala” dan “Lapar Ma!”. Mengenai lagu “Gerbang Kerajaan Serigala”, Kimung mengisahkan, dia menuliskan lagu tersebut karena sangat menyukai serigala. “Lagu itu proses penulisannya hanya sebentar. Saat itu saya membayangkan rumah saya banyak serigala dan semua nurut sama saya. Saya merasa senang dan aman adanya serigala tersebut, “ Kimung berkisah. Man Jasad (karinding, vokal) menambahkan, lagu “Gerbang Kerajaan Serigala” tersebut bisa dihubungkan dengan potongan isi Piagam Jakarta “mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan”. “Semoga hanya sampai gerbang saja, tidak sampai melihat “serigala-serigalanya”, misal korupsi, “ kata Man menyindir. Musik karinding sempat digosipkan punah. Karat melihat salah satu penyebabnya adalah kurang luwesnya musik karinding masa lalu terhadap perkembangan zaman. Dari waktu ke waktu, Karat manggung di mana saja. Mereka tampil di hadapan pelajar hingga pejabat-pejabat tinggi. Mereka juga berkolaborasi dengan siapapun dari jenis musik berbeda, mulai dari blues, punk, jazz, hiphop, pop hingga musik tradisional. “Yang utama kita ingin bermain musik sebaik mungkin, “ tutur Kimung. Kimung mengatakan, mereka juga ingin menggugah orang agar lebih aware terhadap lingkungan. “Yang penting kita ingin berbakti pada karuhun (leluhur), laku tidak laku ga masalah.” Man menuturkan dengan nada bergurau. Karat mengelar konser tunggal malam ini (13/3), di Dago Tea House, Bandung. Konser bertajuk “Gerbang Kerajaan Serigala tersebut sekaligus sebagai ungkapan rasa syukur mereka di usianya yang ketiga pada 12 Maret lalu.(K60/ajz)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper