Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Republik Twitter, realitas Indonesia banget

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Di Indonesia, mikroblogging Twitter sangat populer. Bahkan, berdasarkan Semiocast—lembaga riset media sosial yang berpusat di Paris (Prancis), Indonesia termasuk pengguna terbanyak kelima di dunia dengan 19,5 juta akun pengguna.

BANDUNG (bisnis-jabar.com): Di Indonesia, mikroblogging Twitter sangat populer. Bahkan, berdasarkan Semiocast—lembaga riset media sosial yang berpusat di Paris (Prancis), Indonesia termasuk pengguna terbanyak kelima di dunia dengan 19,5 juta akun pengguna. Jutaan pemilik akun aktif berkicau (nge-tweet) di akun miliknya. Bahasan apapun bisa memenuhi timeline mereka, mulai dari candaan, berkoordinasi, promosi, hingga makian. Tak jarang pula, media sosial menjadi sarana datangnya jodoh. Itulah ide yang menjadi latar pembuatan film Republik Twitter, garapan Kuntz Agus. Republik Twitter merupakan sebuah film drama Indonesia yang dibintangi sejumlah artis ternama Tanah Air, seperti Laura Basuki, Abimana Aryasatya, Gary Iskak, dan sejumlah artis lainnya. Film tersebut mulai dirilis pada 16 Februari 2012 lalu. Dalam kisahnya, Republik Twitter ini menceritakan tentang kegilaan anak muda akan mikroblogging Twitter dan jejaring sosial, yaitu Sukmo (Abimana Aryasatya). Sukmo merupakan lelaki asal Yogyakarta yang ambisius. Namun, dia termasuk orang yang lucu dan cerdas. Dia menjalani kesehariannya lebih banyak di depan komputer, hingga ia jatuh cinta kepada Hanum (Laura Basuki), perempuan cantik yang pemurung, yang dikenalnya juga melalui Twitter. Bagi Sukmo, dunia Twitter adalah dirinya, apa adanya. Adapun bagi Hanum, Twitter adalah bentuk pelariannya, alter ego bagi keceriaan yang tidak pernah muncul di hari-harinya. Mereka dekat dan berkisah, dalam dunia maya. Selang waktu berganti, Sukmo jatuh cinta kepada Hanum dan ingin segera bertemu dengan Hanum hingga akhirnya Sukmo memaksakan diri berangkat ke Jakarta, bersama sahabatnya, Andre (Ben Kasyafani) untuk memenuhi sang pujaan hati. Namun, ternyata perjalanan cinta Sukmo mendapat ujian yang berat. Berbagai cobaan pun di hadapinya. Itulah sekelumit cerita yang tergambar dalam film Republik Twitter. Penulis naskah film ini, ES Ito, menuturkan memang banyak cerita menarik yang bisa disebar ke masyarakat luas mengenai kehidupan di jejaring sosial. Menurut dia, latar belakang pemilihan ide Twitter sebagai tema film ini adalah jumlah pengguna mikroblogging tersebut di Indonesia terus tumbuh. “Jumlahnya [pengguna Twitter] memang tidak sebanyak pengguna Facebook yang telah mencapai lebih dari 40 juta. Namun, saya nilai pengguna Twitter lebih aktif karena bisa digunakan secara mobile. Buktinya, banyak orang yang nge-tweet tiap hari,” ujarnya dalam promo film Republik Twitter di Bandung, hari ini. Bahkan, film ini direspons oleh sejumlah media internasional, seperti BBC dan Times. Hal itu disebabkan Indonesia merupakan salah satu basis Twitter di dunia. “Banyak media internasional yang penasaran dan merespons positif film ini, karena belum ada satupun negara yang membuat film bertema ini. Mereka ajungi jempol buat Indonesia,” ujarnya. (fsi)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Newswire
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro