Video Mapping Gedung Sate: Terbesar, Terbanyak, Tercepat

[caption id="attachment_91814" align="alignleft" width="300" caption="Video mapping Gedung Sate, 17 September 2011"][/caption] Oleh: Ixora Tri Devi Ada yang lain di perayaan ulang tahun Jawa Barat ke-66 tahun. Pesta rakyat dalam  memperingati bertambahnya umur Jawa Barat, yang diramu dalam  acara bertajuk The Syukron ini, tidak hanya memanjakan warga Jawa Barat dengan berbagai pilihan tenant menarik dan  penampilan musisi lokal. Namun di akhir penutupannya ada pula penayangan video mapping dengan facade terbesar di Indonesia. Ribuan warga yang memadati Gedung Sate semalam  berkumpul untuk menyaksikan ‘layar tancap modern’ yang ditampilkan bukan di layar biasa, melainkan di tembok Gedung Sate sendiri. Berbagai tampilan gambar animasi ikon Jawa Barat menghiasi dinding Gedung Sate, mulai dari awan mega mendung, si Cepot, sampai si Maung Bandung. Salah satu seniman yang berkolaborsi dengan 20 seniman dan desainer lain untuk menyelesaikan proyek video mapping Gedung Sate ini adalah Yusuf Ismail. Seniman jebolan seni rupa ITB yang bekerja sebagai full time artist video dan film ini sudah sering bekerja sama dengan Sembilan Matahari. “Saya sendiri lebih banyak bermain di film, bukan di animasi.Video mapping Gedung Sate  ada gabungan video dan animasi, bagian Tari Jaipong dan Wayang Golek itu salah satu bagian film,” ujarnya. “Kami mengambil hal-hal yang ikonik dan berbau tradisional. Kita berpikir ‘memperkenalkan apa nih ke khalayak ramai?’, agar masyarakat kenal sejarah Jawa Barat seperti Bandung Lautan Api dan Bandung Tempo Dulu,” lanjutnya. Sebelum ikut berkolaborasi pada gelaran video mapping Gedung Sate, Yusuf bersama Sembilan Matahari telah terlebih dahulu membuat video mapping di Museum Fatahilah Jakarta dan Museum Batik Pekalongan. Saat ini, mereka sedang menggarap proyek video mapping di Istana Bogor. “Target kita memang gedung-gedung sejarah. Agar masyarakat tahu nilai historis tanah air,” ujarnya. Mengenai penayangan video mapping tadi malam, Yusuf mengaku dia dan tim mengalami berbagai kendala yang menyebabkan mundurnya waktu penayangan. “Tadi malam memang rada-rada molor karena kendala teknis. Tapi menurut pengalaman saya, penayangan video mapping tidak akan on time, pasti banyak kendala misalnya masalah rendering,” ujarnya. Yusuf mengaku, tim video mapping Gedung Sate memecahkan rekor persiapan video mapping tercepat yang pernah dia persiapkan. Hanya dalam waktu dua minggu, dua puluh kolaborator bergabung menciptkan tayangan spektakuler berdurasi 10 menit ini. “Ini baru awal, kita belum puas masih ingin lebih.  Manusia banget itu mah, selalu tidak puas, ingin selalu lebih baik,” terangnya. Salah satu kolaborator di bidang Media Affair, Stevania Randalia menyatakan pemutaran video mapping kali ini selain paling besar wahananya,  juga merupakan video mapping dengan co-producer paling banyak. “Pemutaran video mapping tidak akan terjadi tanpa keterlibatan warga Jawa Barat sejumlah tak kurang dari 200 orang yang menjadi co-producer. Mereka terdiri atas berbagai lapisan, mulai dari ibu rumah tangga sampai mahasiswa.” Mahasiswa jurusan Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini mengaku tertarik bergabung pada rangkaian pemutaran video mapping Gedung Sate karena ingin menjadi bagian dari sejarah untuk negara dan Jawa Barat dalam bidang desain teknologi dan film. “Karena gw suka film, dan ini adalah salah satu bagian perubahan,” ujarnya. Yeah! (MSU)