JAKARTA(bisnis-jabar.com) : Pemerintah tetap menjadwalkan penerbitan sukuk negara berdenominasi valas pada paruh kedua tahun ini meskipun kondisi pasar internasional bergejolak dengan adanya krisis utang di Amerika Serikat dan Eropa. Menteri Keuangan Agus D. W. Martowardojo menuturkan dengan adanya penurunan rating kredit sejumlah negara, seperti AS dan Eropa, otomatis biaya penarikan utang negara-negara tersebut dari pasar global menjadi lebih tinggi. Hal itu menimbulkan menjadi kewaspadaan di banyak negara untuk menarik pembiayaan dari pasar global. “Oleh karena itu, kami mesti tetap antisipasi, mewaspadai, perkembangan dari pada ekonomi dunia, khususnya AS dan Eropa, mulai dari aspek keuangan, pertumbuhan ekonomi, dan juga aspek pengelolaan risiko dari investor. Itu bisa berubah, bisa berbeda-beda,” ujar dia kepada Bisnis di kantornya, hari ini. Kendati demikian, kata dia, Pemerintah Indonesia tetap mempertahankan strategi pembiayaan yang sudah dirancang untuk menutupi kebutuhan anggaran. Antara lain, memperpanjang pinjaman-pinjaman luar negeri yang jatuh tempo dan menerbitkan sukuk negara berdenominasi valas sesuai dengan jadwal. “Sesuai dengan rencana kerja kami, (sukuk global) tetap dijadwalkan pada semester II (tahun ini),” tuturnya. Menurutnya, lelang sukuk negara menjadi alternatif yang tetap dipilih pemerintah di sisa tahun ini dalam rangka diversifikasi instrument pembiayaan. Pasalnya, kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh asing cukup tinggi dan terus meningkat. Sebelumnya, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto mengatakan pemerintah memutuskan untuk membatalkan penerbitan obligasi negara berdenominasi Yen atau samurai bond. Namun, untuk sukuk global tetap akan terbit dengan jadwal pasti dan target indikatif yang masih dirahasikan. “Jadwal waktu belum bisa saya katakan sekarang, (termasuk) jumlah indikatifnya. Persiapan kami tidak akan diungkapkan sekarang,” ujar dia. (fsi)
Sukuk valas siap diterbitkan
JAKARTA(bisnis-jabar.com) : Pemerintah tetap menjadwalkan penerbitan sukuk negara berdenominasi valas pada paruh kedua tahun ini meskipun kondisi pasar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
1 jam yang lalu