[caption id="attachment_54400" align="aligncenter" width="500" caption="Foto: Armin Abdul Jabar"][/caption] Pemakaian obat herbal semakin marak diterapkan masyarakat. Jika Anda ingin memiliki tanaman obat di halaman rumah, anda tinggal membeli bibit tanaman tersebut. Tidak susah mencari produsen bibit tanaman obat. Bagi warga Bandung, Anda bisa langsung mengunjungi Bumi Herbal Dago (BHD) yaang merupakan produsen tanaman obat dan produk herbal. Terletak di dataran tinggi Dago Pakar – Bandung, BHD memiliki koleksi tanaman obat sekitar 302 jenis. Hilman Fachruddin, VP R&D and QC BHD, mengatakan sebagian tanaman itu telah dideterminasi jati dirinya, seperti nama latin, nama daerah, khasiat, dan data botani lainnya. Tak hanya menanam varietas dari berbagai daerah di Indonesia, BHD juga memiliki beberapa koleksi yang berasal dari luar Indonesia, seperti Jerman, Amerika, dan Inggris. Hilman mengaku pihaknya terjun ke bisnis tanaman dan produk herbal ini karena melihat tren yang terjadi di dunia kesehatan dan gaya hidup masyarakat saat ini. “Kami juga ingin memperkaya khazanah pengobatan di Indonesia,” ujar Hilman yang memulai usaha ini sejak 2007 lalu. Usaha tanaman obat ini, dikatakan Hilman, masih memiliki kendala. Salah satunya datang dari dunia medis. Menurut Hilman, pihak pertama yang skeptis terhadap peranan obat herbal ini adalah dokter. “Di masyarakat kita, yang memegang otoritas bicara tentang kesehatan adalah dokter dan yang skeptis terhadap obat herbal ini adalah mereka. Namun, sekarang keadaannya sudah lebih baik karena adanya IDHMI (Ikatan Dokter Herbal Medis Indonesia),” katanya. Hilman mengatakan, penjualan bibit tanaman obat dengan kisaran harga Rp5.000 – Rp30.000 per pot ini bisa mencapai 100 pot per bulan. Selain menjual bibit tanaman obat, BHD juga menjual produk simplisia, seperti jati belanda, keji beling, mint, sambiloto, pegagan, rosela, kumis kucing, dan temu lawak. Pemasaran untuk produk herbalnya sendiri, dikatakan Hilman, masih dilakukan untuk kalangan terbatas. Saat ini, BHD baru memasarkan di tiga rumah makan yang berada di Bandung. “Produksi kami memang masih untuk skala rumah tangga,” ujarnya. Perkebunan BHD seluas 7 ha ini juga menyediakan fasilitas kedai herbal. Pengunjung yang datang ke sana bisa menyantap langsung makanan herbal ala BHD. Menu makanan seperti lotek yang umumnya berisi bayam, kubis, dan kangkung, diganti dengan pegagan, sambung nyawa, dan tanaman berkhasiat lainnya. Kita juga bisa menyeruput teh segar dari bunga rosella yang bermanfaat sebagai sumber antioksidan dan menurunkan tekanan darah. Seperti dikatakan Hilman, baru BHD saja yang menerapkan bisnis tanaman obat dengan konsep kebun dan wisata herbal. (Ajijah)
Berburu bibit tanaman obat di Bumi Herbal Dago
[caption id=attachment_54400 align=aligncenter width=500 caption=Foto: Armin Abdul Jabar][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
