[caption id="attachment_47234" align="aligncenter" width="500" caption="Bioskop Dian"][/caption] Suara riuh orang menggema dari dalam gedung bioskop Dian, di bilangan Alun-alun Timur Kota Bandung. Tetapi, suara riuh tersebut bukan respons penonton atas film yang sedang diputar, melainkan teriakan orang-orang yang sedang berolah raga futsal di gedung eks bioskop Dian itu. Lebih dari satu dasawarsa, properti Dian memang sudah berubah fungsi menjadi sarana olah raga. Padahal, pada masa kolonial sekitar 1900-an hingga tahun 1980-an, kawasan Alun-alun Bandung ini kaya akan properti bioskop. Saat ini, Dian memang telah berubah menjadi lapangan futsal. Pengelola futsal di Dian Koko mengatakan bioskop ini memang pernah berjaya di masa lalu. Gedung ini pernah menjadi primadona, berkat arsitektur bernilai tinggi dan menjadi simbol modernitas dunia hiburan pada masanya. [caption id="attachment_47235" align="alignright" width="250" caption="Bioskop Dian"][/caption] Kini, bangunan megah itu, tinggal bangunan redup dengan banyak plafon bolong serta debu-debu tebal di atas balkon. Tak hanya itu, sinar matahari mudah sekali masuk ruangan karena jendela tak berkaca. Dulu, tak ada cahaya masuk ke dalam ruangan, kecuali pancaran sinar proyektor film. Koko mengatakan nasib gedung bioskop ini memang memburuk sejak maraknya film-film bajakan serta kehadiran bioskop modern. Bioskop pun sekarat selama tiga-empat tahun sebelum gedung cagar budaya Jabar ini berubah fungsi menjadi tempat olah raga. Pada akhir kejayaannya, bioskop ini menjadi tempat hiburan masyarakat kelas menengah-bawah. Sepengetahuan Koko, Dian sering memutar film Bollywood sebelum mati dan berubah fungsi menjadi lapangan futsal. Koko ternyata bukan yang pertama menyewa lokasi ini sebagai tempat usaha jasa penyedia lapangan futsal. Dia merupakan penerus dari sejumlah penyewa gedung sebelumnya. Tak disangka, ternyata harga sewa gedung ini sangat murah jika dibandingkan dengan nilai sejarahnya. Bagi Koko, biasa sewa sebanyak Rp132 juta per tahun memang terasa sangat memberatkan. Ditambah, dia pun harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pemeliharaan gedung. Akan tetapi, bagi pengusaha yang mampu menggabungkan bisnis dengan nilai seni, akan menjadi sangat murah. Dengan biasa sewa Rp132 juta, mungkin bisa mendatangkan keuntungan bekali lipat. Tak pernah terbayangkan kalau Dian disulap menjadi hotel atau tempat bisnis modern dengan nuansa kesejarahan. Tinggalkan sejenak bioskop Dian, menengok ke arah utara Alun-alun Bandung, tepatnya di Jl Braga, masih berdiri indah properti bioskop Majestic. Pada masa jayanya, bangunan karya arsitek Wolf Schoemaker ini begitu mempesona dan menyedot banyak pengunjung. Kaum elite Belanda menjadikan Majestic tempat hiburan utama menonton film. Tuan tanah serta orang kaya Belanda datang dari penjuru daerah untuk menyaksikan film-film pada masa itu. Setiap orang kaya pasti akan datang ke Majestic, baik menonton maupun sekedar bersosialita. Namun, pesona itu telah pudar. Gedung yang dibangun pada 1925 ini tampak tidak segemerlap pada masanya. Pada masa sekaratnya sekitar 1980-1990, bioskop elit ini bahkan dikenal sebagai bioskop pemutar film panas. Belakangan, gedung bioskop beralih fungsi menjadi bangunan serba guna. Gedung disewakan untuk kegiatan musik, seminar, pameran, acara pernikahan, maupun rapat. “Dengan dilakukannya alih fungsi menjadi ball room, setidaknya bangunan yang memiliki nilai sejarah ini masih bisa bermanfaat,” kata Achmad Shahabudin, pengelola Majestic. Achmad menuturkan bioskop ini sempat berubah nama menjadi bioskop Dewi. Seiring perjalanan waktu, bioskop kalah menarik dengan tema cinema complex, sehingga bioskop berubah menjadi gedung Asia Afrika Culture Center (AACC). Selama menjadi gedung AACC, perawatan dan pemeliharaan gedung terabaikan. Atap banyak yang bolong serta cat dinding terkelupas di sana-sini. “Untuk itulah sekarang gedung heritage ini direnovasi menjadi ruang serbaguna. Dengan dimanfaatkan secara baik, tentunya pemeliharaan serta perawatan gedung juga bisa dilakukan,” ucapnya. [caption id="attachment_47250" align="alignleft" width="250" caption="Bioskop Majestic"][/caption] Renovasi tidak mengubah struktur keseluruhan gedung. Hanya memoles sedikit bagian depan dan penempelan ukiran kepala barong dan papan nama utama gedung, New Majestic. Memasuki ruangan gedung, renovasi juga terlihat lumayan baik. Campuran warna coklat dan emas menghiasi dinding dan ornamen kayu bergaya minimalis klasik. Bentuk kursi serta meja berdesain art deco masih dipertahankan. Warna hitam dan putih furnitur berpadu dengan warna marmer hitam bercorak putih. Lampu kristal berdiameter 1 meter menghiasi langit-langit, menambah kesan elegan. Yang unik, masih ada sisa proyektor peninggalan masa Belanda di depan dan belakang ball room. Proyektor ini menjadi etalase sejarah kejayaan bioskop Majestic tempo dulu. Di mata Ketua Realestat Indonesia (REI) Jabar Yana Mulyana sejumlah bioskop tua di Bandung sebetulnya memiliki nilai komersil tinggi karena sarat nilai sejarah. Masyarakat akan berbondong-bondong memenuhi bioskop bersejarah tersebut dengan catatan fasilitas dan pelayanannya mutakhir. “Peluang bioskop tua menjadi bioskop kembali terbuka lebar,” katanya. Yang perlu dilakukan berupa renovasi, pembenahan gedung, pemasangan pendingin udara, pemasangan kursi nyaman, serta interior menarik. Renovasi ini diyakini mampu menyedot animo pengunjung. Akan tetapi, upaya renovasi dan revitalisasi ini tak terlepas dari peran pemerintah. Apakah mereka sanggup melakukan terobosan atau tidak dalam pemanfaatan gedung-gedung tua. “Pemerintah sebaiknya menggandeng swasta dalam menghidupkan serta melestarikan gedung Dian dan Majestic menjadi bioskop yang kompetitif, bahkan melebihi bioskop yang menempel pada mal,” katanya.(Yanto Rachmat Iskandar)
Bioskop di Parijs van Java, sarat sejarah dan bernilai komersial tinggi
[caption id=attachment_47234 align=aligncenter width=500 caption=Bioskop Dian][/caption]
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
5 jam yang lalu
Sumedang Dapat Tambahan Kuota 1.000 Unit Rumah Subsidi
Terpopuler
# Hot Topic
Rekomendasi Kami
Foto
