Bisnis Indonesia BANDUNG: Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) berharap program restrukturisasi mesin yang bergulir sejak 2007 bisa menghapus citra industri tekstil dan produk tekstil (TPT) sebagai sektor yang tidak prospektif (sunset industry). Sekretaris API Jabar Kevin Hartanto mengatakan salah satu faktor yang membuat daya saing produk TPT dalam negeri rendah antara lain karena sebagian mesin produksi tergolong tua. “Meremajakan mesin akan membuat produksi meningkat dan perusahaan bisa lebih efisien,” katanya. Kevin mengatakan tingkat keikutsertaan pengusaha TPT dalam program restrukturisasi mesin terus meningkat dari tahun ke tahun sejak digulirkan 3 tahun lalu. Data Kementerian Perindustrian menyebutkan peminat program restrukturisasi mesin industri TPT 2010 mencapai 202 perusahaan. Jumlah tersebut di atas prediksi pemerintah, yakni 100 perusahaan, dengan anggaran bantuan Rp 144 miliar “Kami melihat minat pengusaha Jabar mengikuti program itu masih cukup tinggi pada tahun depan. Serapan pada tahun lalu bahkan lebih tinggi dari pagu yang dianggarkan,” katanya. Kevin mengatakan kebutuhan mesin setiap pengusaha berbeda-beda, sehingga nilai investasinya tidak bisa dirata-ratakan. Sebagai contoh, industri pemintalan cenderung padat modal, sehingga kebutuhannya berbeda dengan garmen yang misalnya hanya membutuhkan peremajaan mesin jahit. Dia mengakui masih banyak pengusaha TPT di Jabar yang berproduksi dengan menggunakan mesin yang umurnya mencapai 20 tahun. Padahal, idealnya mesin TPT digunakan hanya sekitar 10 tahun. (k35)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Artistik Bandung
Editor : Artistik Bandung
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
13 jam yang lalu
Taruhan Besar di Saham Adaro Minerals (ADMR)
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 hari yang lalu
OJK Gandeng FSS Korea Tingkatkan Pengawasan Sektor Keuangan
14 jam yang lalu