Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Pangan Awal Mei 2025 di Cirebon Stabil

Harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang terpantau stabil di antaranya, gula pasir, telur ayam ras segar, cabai merah besar, cabai merah keriting.
Pedagang merapikan telur ayam ras di salah satu gerai di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang merapikan telur ayam ras di salah satu gerai di Depok, Jawa Barat, Rabu (16/10/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, CIREBON - Mayoritas harga pangan di tingkat pedagang eceran Kabupaten Cirebon secara rata-rata terpantau stabil pada awal Mei 2025. Terpantau hanya dua komoditas yang mengalami lonjakan harga.

Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) per Jumat (2/5/2025), harga sejumlah kebutuhan pokok masyarakat yang terpantau stabil di antaranya, gula pasir, telur ayam ras segar, cabai merah besar, cabai merah keriting, bawang putih, hingga daging sapi.

Gula pasir yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Cirebon saat ini tetap bertahan pada Rp18.950 per kilogram. Harga komoditas pangan cenderung stabil sejak Hari Raya Idulfitri 1446 H.

Telur ayam ras segar yang beberapa bulan lalu mengalami lonjakan harga hingga Rp30.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp28.000.

Untuk cabai rawit hijau yang semula naik dari angka Rp50.000, kini menjadi Rp29.000. Kemudian, cabai merah keriting saat ini menembus angka Rp50.000, sementara pekan lalu Rp60.000.

Burhan, salah satu pedagang telur ayam di pasar tersebut menyebutkan pasokan dari peternak lokal dan luar kota mengalami peningkatan drastis sejak awal April 2025.

“Pasokan telur ayam ke pasar memang bertambah dalama beberapa minggu terakhir," kata Burhan, Jumat (2/5/2025).

Burhan menyebutkan, berdasarkan keterangan dari distributor, cuaca yang bersahabat juga mempengaruhi produksi telur ayam. Kondisi tersebut membuat penyakit jarang menyerang hewan.

Penurunan harga ini tentunya membuat para pedagang di pasar tradisional terjepit. Di satu sisi, mereka harus menyesuaikan harga jual agar tetap terjangkau bagi konsumen.

“Sekarang tidak banyak pembeli yang mengeluh soal harga telur. Jadi, mau tidak mau, kami harus pintar-pintar mengatur harga jual," kata Burhan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper