Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Kuningan, Zulhas Klaim Nasional Surplus 3,5 Juta Ton Padi

Selain produksi padi yang melampaui kebutuhan konsumsi, stok gabah kering panen (GKP) nasional juga mencapai 1,5 juta ton.
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman
Buruh tani memanen padi di lahan persawahan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/8/2024). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, KUNINGAN - Pemerintah melaporkan capaian signifikan di sektor pertanian nasional dengan total produksi padi mencapai 13,9 juta ton hingga akhir April 2025.

Angka ini menunjukkan surplus lebih dari 3,5 juta ton dibandingkan konsumsi nasional yang berada pada angka 10,4 juta ton.

Capaian ini disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat membuka Jambore Pertanian Jawa Barat 2025 di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (29/4/2025).

Di hadapan para petani, penyuluh, akademisi, dan pejabat daerah, Zulkifli menegaskan keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja keras para penyuluh pertanian dan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta aparat keamanan.

“Penyuluh adalah pahlawan pertanian kita. Mereka tidak hanya mendampingi petani di sawah, tetapi memastikan setiap proses budidaya berjalan dengan benar agar hasil panen maksimal. Ini kerja nyata yang menopang ketahanan pangan bangsa,” ujarnya dalam pidato pembukaan.

Berdasarkan data yang diterima dari Kementerian Pertanian, selain produksi padi yang melampaui kebutuhan konsumsi, stok gabah kering panen (GKP) nasional juga mencapai 1,5 juta ton. 

Hal ini menunjukkan kesiapan pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan, terutama menjelang musim paceklik.

“Dengan cadangan GKP sebesar itu, kita bisa lebih percaya diri menghadapi dinamika harga dan cuaca. Kita tidak lagi khawatir akan kelangkaan dalam jangka pendek,” tambah Zulkifli.

Ia juga mengungkapkan, pemerintah menargetkan pembangunan 15.000 unit gudang sementara khusus untuk jagung pada tahun ini. Gudang tersebut akan dibangun di wilayah sentra produksi sebagai bagian dari upaya memperkuat rantai pasok pascapanen.

“Selama ini petani sering menjual hasil panennya dalam kondisi terdesak karena tak ada tempat penyimpanan. Sekarang, negara hadir untuk menyiapkan fasilitas agar hasil panen bisa ditahan dan dijual saat harga menguntungkan,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Zulkifli menyoroti bahwa sektor pertanian kini menjadi salah satu fokus utama pemerintahan Presiden Prabowo. 

Menurutnya, selama hampir tiga dekade, perhatian terhadap pertanian meredup karena fokus pembangunan terserap pada agenda reformasi dan pembangunan infrastruktur lain.

“Selama 29 tahun kita abai pada akar ekonomi kita: pertanian. Baru sekarang, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, perhatian itu dikembalikan. Semua sektor diarahkan untuk menopang ketahanan pangan,” tegasnya.

Ia menyebutkan, tahun ini seluruh jaringan irigasi di Indonesia akan mendapatkan perbaikan. Langkah ini dinilai krusial untuk memastikan kelancaran distribusi air di lahan pertanian yang selama ini sering terganggu akibat sistem irigasi yang rusak dan tak terawat.

Zulkifli juga menekankan, pembangunan sektor pertanian tak bisa dipisahkan dari upaya memperkuat ekonomi pedesaan. Saat ini, pemerintah tengah membangun ekosistem yang memungkinkan desa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru, salah satunya melalui optimalisasi sektor pertanian dan distribusi hasil panen.

“Kita sedang membangun ekonomi desa. Kalau desa makmur, kota ikut sejahtera. Rakyat harus sehat dan sejahtera dari tanahnya sendiri,” ucap Zulkifli.

Menurutnya, salah satu cara untuk mewujudkan hal itu adalah dengan menempatkan penyuluh pertanian sebagai agen utama perubahan di desa. Pemerintah, lanjutnya, akan terus menambah jumlah dan kapasitas penyuluh pertanian agar bisa menjangkau lebih banyak petani dengan teknologi dan pengetahuan baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper