Bisnis.com, CIREBON - Harga minyak goreng di Kabupaten Cirebon terus mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Baik minyak goreng curah maupun kemasan menunjukkan lonjakan harga yang signifikan, membuat para pedagang dan masyarakat mengeluh.
Berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Cirebon, harga minyak goreng curah yang sebelumnya berada di angka Rp18.000 per liter, kini naik menjadi Rp20.000 per kilogram. Sementara itu, minyak goreng kemasan yang sebelumnya dijual seharga Rp19.500 per liter kini naik menjadi Rp21.000.
Kenaikan harga ini tentu berdampak langsung pada aktivitas ekonomi masyarakat, terutama para pedagang kecil yang sangat bergantung pada minyak goreng untuk menjalankan usaha mereka.
Salah satu pedagang di Pasar Pasalaran Kabupaten Cirebon, Abdul (42) mengaku, kenaikan harga minyak goreng membuat dagangannya sepi pembeli. Menurutnya, banyak pelanggan yang kini lebih berhati-hati dalam membeli minyak goreng, bahkan mengurangi jumlah pembelian mereka.
"Biasanya pelanggan saya beli minyak goreng curah 5 liter untuk kebutuhan seminggu, sekarang mereka hanya beli 2 atau 3 liter saja. Bahkan ada yang memilih alternatif lain seperti minyak jelantah atau minyak goreng kelapa," kata Abdul, Senin (17/3/2025).
Tak hanya itu, Arif juga mengeluhkan stok minyak goreng yang semakin sulit didapat dari distributor. Menurutnya, beberapa distributor mulai membatasi pengiriman karena harga yang terus berfluktuasi.
Baca Juga
"Kalau stok berkurang, kami sebagai pedagang kecil semakin sulit menjual dengan harga yang wajar. Mau menaikkan harga terlalu tinggi, takut pelanggan kabur. Mau jual murah, malah rugi sendiri," tambahnya.
Salah satu kelompok yang paling terdampak dari kenaikan harga minyak goreng adalah pedagang gorengan. Salah satunya adalah Junaedi (47), pedagang pisang goreng di kawasan Plered, Cirebon.
Menurutnya, harga minyak goreng yang naik membuat keuntungan yang ia dapat semakin menipis. Jika harga terus naik, ia khawatir akan sulit bertahan.
"Saya pakai minyak goreng cukup banyak setiap hari. Dulu beli minyak curah Rp18.000 per liter masih untung, sekarang Rp20.000 per kilogram. Saya harus cari cara supaya tetap bisa jualan tanpa menaikkan harga terlalu tinggi," katanya
Kenaikan harga minyak goreng ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kenaikan harga bahan baku minyak sawit mentah (CPO) di pasar global. Selain itu, distribusi yang terhambat serta meningkatnya permintaan juga menjadi faktor yang menyebabkan harga terus melonjak.
Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mengendalikan harga minyak goreng, seperti subsidi dan pengawasan distribusi. Namun, kenyataannya di lapangan, harga minyak goreng tetap sulit dikendalikan.
Masyarakat berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret untuk menstabilkan harga minyak goreng. Jika harga terus naik, dikhawatirkan daya beli masyarakat akan semakin menurun, terutama bagi kelompok ekonomi menengah ke bawah.