Bisnis.com, CIREBON - Harga pangan seperti minyak goreng, gula pasir, dan cabai rawit merah masih bertahan tinggi di berbagai pasar tradisional dan modern di Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan pantauan di beberapa pasar, seperti Pasar Pasalaran dan Pasar Sumber, harga minyak goreng curah masih bertahan di kisaran Rp20.750 hingga Rp21.000 per liter. Angka ini jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp14.000 per liter.
Akibatnya, banyak konsumen yang terpaksa mengurangi pembelian minyak goreng untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha kecil mereka.
Selain minyak goreng, harga gula pasir juga mengalami lonjakan signifikan. Saat ini, harga gula pasir di beberapa pasar mencapai Rp18.750 per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp15.000 per kilogram.
Kenaikan ini cukup mengejutkan, terutama bagi pedagang makanan dan minuman yang sangat bergantung pada gula sebagai bahan baku utama dalam produksi mereka.
Namun, kenaikan harga yang paling mencolok terjadi pada cabai rawit merah. Di beberapa daerah, harga cabai rawit merah menembus angka Rp80.000 per kilogram. Padahal, harga normal cabai rawit merah biasanya berada di kisaran Rp40.000 hingga Rp60.000 per kilogram.
Baca Juga
Lonjakan harga ini tentu menjadi beban berat bagi masyarakat yang gemar mengonsumsi makanan pedas.
Kondisi ini memicu berbagai keluhan dari masyarakat. Pedagang di Pasar Pasalaran, Yanto (45), mengaku bahwa kenaikan harga membuat jumlah pembeli menurun drastis. Ia biasanya mampu menjual hingga 10 kilogram cabai dalam sehari, tetapi kini hanya bisa menjual sekitar 5 kilogram.
"Pembeli banyak yang mengeluh, bahkan ada yang batal beli karena harga terlalu mahal," kata Yanto, Senin (3/2/2025).