Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kontribusi inflasi Kota Cirebon yang signifikan dari 10 komoditas utama.
Komoditas tersebut mencerminkan kebutuhan sehari-hari masyarakat, sehingga memberikan dampak langsung terhadap daya beli dan pengeluaran rumah tangga.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah daging ayam ras dengan andil sebesar 0,12%. Komoditas lainnya yang berkontribusi antara lain sigaret kretek mesin (0,10%), minyak goreng (0,07%), sigaret putih mesin (0,06%), sewa rumah (0,06%), bawang merah (0,05%), telur ayam ras (0,05%), mi instan (0,04%), biaya perguruan tinggi (0,047%), dan upah asisten rumah tangga (0,041%).
“Inflasi yang terjadi di Kota Cirebon tahun ini sangat dipengaruhi oleh kebutuhan pokok masyarakat, baik dari sisi makanan, perumahan, maupun pengeluaran lainnya seperti pendidikan dan jasa,” kata Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto, Selasa (31/12/2024).
Menurut Aris, daging ayam ras menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi sepanjang tahun 2024. Hal ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga ayam yang sering kali terjadi akibat faktor cuaca dan peningkatan permintaan pada momen tertentu.
“Daging ayam ras memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi, terutama pada bulan-bulan tertentu seperti menjelang Ramadan dan hari raya. Pasokan yang terbatas saat permintaan meningkat menyebabkan kenaikan harga yang cukup tajam,” jelas Aris.
Baca Juga
Ia menambahkan bahwa untuk menjaga stabilitas harga daging ayam ras, diperlukan intervensi dari pemerintah, baik melalui pengelolaan stok maupun distribusi yang lebih efektif.
Selain makanan, produk tembakau seperti sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin juga memberikan andil inflasi yang cukup besar, masing-masing sebesar 0,10% dan 0,06%. Aris menjelaskan, kenaikan harga rokok dipengaruhi oleh kebijakan cukai yang diterapkan pemerintah pada awal tahun.
Minyak goreng dan bawang merah juga termasuk dalam daftar penyumbang inflasi di Kota Cirebon. Minyak goreng memberikan andil sebesar 0,07%, sementara bawang merah menyumbang 0,05%.
Menurut Aris, volatilitas harga kedua komoditas ini sering kali terjadi karena fluktuasi harga bahan baku dan pasokan yang tidak stabil. “Minyak goreng, misalnya, sangat dipengaruhi oleh harga minyak sawit mentah di pasar global. Sementara itu, harga bawang merah sering kali fluktuatif karena pola panen musiman,” ungkapnya.
Dari sektor non-makanan, sewa rumah menjadi salah satu penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,06%. Menurut Aris, kenaikan harga sewa rumah mencerminkan dinamika permintaan perumahan di Kota Cirebon, yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi.
Selain itu, biaya pendidikan tinggi juga memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,047%. Kenaikan ini, menurut Aris, merupakan dampak dari penyesuaian biaya operasional di institusi pendidikan.
Upah asisten rumah tangga juga tercatat sebagai salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,041%. Aris menjelaskan, kenaikan upah ini mencerminkan dinamika pasar tenaga kerja di Kota Cirebon.
“Permintaan terhadap jasa asisten rumah tangga terus meningkat, sementara ketersediaan tenaga kerja di sektor ini terbatas. Hal ini menyebabkan kenaikan upah,” kata Aris.