Bisnis.com, BANDUNG--Kurang lebih 3.500 anggota Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Jabar terkena gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sektor produksi garmen dan tekstil.
"Anggota KSPSI dari awal tahun 2024 sampai sekarang sekitar sudah ada kurang lebih 3.500 di-PHK dari sektor perusahaan-perusahaan produksi tekstil dan garmen," ujar Ketua KSPSI Jabar Roy Jinto, Senin (28/10/2024).
Roy menilai kondisi pesanan dari para pembeli di sektor garmen dan produksi tekstil memang cenderung mengalami penurunan sejak beberapa bulan kemarin. Bahkan, menurutnya hal ini turut dirasakan di Jawa Tengah.
"Memang tahun ini (kasus PHK) agak banyak di Jateng. Ini persoalannya cuma gak ada order mereka dan di Jabar sama karena tidak ada order," katanya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Herman meminta perusahaan harus tetap bisa mempertahankan para karyawan dengan mencarikan solusi, tidak sembarangan melakukan PHK.
"Tentu idealnya sih ada solusi yang arif lah. Pihak perusahaan juga jangan serta-merta mem-PHK, harus ada solusi transisi, solusi jalan tengah. Walaupun kami juga paham memang saat ini tidak semudah yang dibayangkan, situasi sulit," kat Herman.
Baca Juga
Herman menuturkan, para pelaku industri kini sudah harus menggunakan teknologi digital dalam proses produksi. Terlebih, saat ini dikatakannya, sudah banyak perusahaan teknologi yang mendapatkan pemodalan.
"Perusahaan-perusahaan yang menguasai teknologi, perusahaan-perusahaan yang inovatif justru sekarang saatnya profit, saatnya meningkatkan produksi. Karena di era sekarang kan yang bisa bertahan adalah yang kompetitif, yang terlalu mengandalkan manual atau teknologi-teknologi yang jadul, ya pasti akan sangat berat bersaing," katanya.