Bisnis.com, CIREBON - Menyambut musim tanam yang bersamaan dengan awal musim hujan, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Garut telah mendistribusikan bantuan sebesar 325 ton benih padi kepada 797 kelompok tani.
Bantuan ini bertujuan untuk mendukung peningkatan swasembada pangan di wilayah tersebut.
Kepala Dispertan Kabupaten Garut Haeruman mengatakan distribusi benih padi ini merupakan salah satu langkah strategis pemerintah daerah untuk memastikan ketahanan pangan di Garut tetap terjaga, terutama setelah berakhirnya musim kemarau.
Bantuan tersebut diberikan sebagai tindak lanjut dari usulan yang diajukan oleh para petani kepada Kementerian Pertanian melalui program anggaran tahun 2024.
Proses distribusi yang dimulai pada bulan September dan Oktober sudah selesai, sehingga benih-benih tersebut telah diterima oleh petani tepat pada waktunya menjelang musim tanam.
“Bantuan benih padi ini diusulkan oleh para petani dan disetujui oleh Kementerian Pertanian sebagai upaya untuk meningkatkan produksi padi. Saat ini, distribusi sudah selesai dan para petani siap memanfaatkan bantuan ini untuk memulai masa tanam,” kata Haeruman, Rabu (16/10/2024).
Baca Juga
Haeruman menyebutkan, bantuan benih padi tersebut disalurkan kepada 797 kelompok tani yang tersebar di 343 desa di Kabupaten Garut.
Kelompok-kelompok tani ini mengelola lahan pertanian dengan luas total sekitar 13.000 hektare yang sebagian besar sudah siap untuk ditanami padi setelah melewati masa kemarau panjang.
Ia juga menyatakan, meskipun intensitas hujan belum merata di seluruh wilayah Garut, para petani sudah dapat memulai proses tanam dengan memanfaatkan benih yang telah didistribusikan.
“Saat ini musim tanam sudah dimulai, walaupun curah hujan belum sepenuhnya merata di seluruh daerah. Namun dengan bantuan benih ini, petani sudah bisa mulai mengolah lahannya untuk meningkatkan produksi pangan,” tambahnya.
Bantuan benih padi ini difokuskan kepada petani yang lahannya sempat mengalami kekeringan pada musim sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk membantu meringankan beban mereka, terutama dalam hal biaya tanam, sekaligus meningkatkan produktivitas lahan yang sebelumnya tidak optimal.
Selain lahan yang terdampak kekeringan, lahan produktif lainnya yang diusulkan sebelumnya oleh para petani juga menjadi sasaran distribusi bantuan ini.
“Bantuan ini terutama diberikan kepada petani yang lahan pertaniannya terkena dampak kekeringan, serta kepada lahan-lahan produktif lainnya yang diusulkan oleh para petani. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil pertanian, terutama padi,” jelas Haeruman.
Selain distribusi benih padi reguler, Kementerian Pertanian melalui Dispertan Kabupaten Garut juga menyalurkan benih padi varietas biofortifikasi.
Varietas ini telah melalui proses pengayaan gizi dan diberikan dalam rangka mendukung program penanganan stunting yang menjadi salah satu fokus nasional.
Haeruman menjelaskan bahwa bantuan benih padi biofortifikasi tersebut disebar ke sejumlah kecamatan, dengan luas area tanam yang mencapai 1.730 hektare. Tidak hanya benih, petani juga menerima paket bantuan lengkap yang mencakup pestisida dan pupuk untuk menunjang keberhasilan program ini.
“Bantuan benih untuk program penanganan stunting ini diberikan secara lengkap, termasuk pestisida dan pupuk. Semua kebutuhan telah didistribusikan dan siap dimanfaatkan oleh para petani,” kata Haeruman.
Haeruman menekankan, petani yang menerima bantuan benih harus memanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya.
Pemerintah daerah juga telah menyiapkan berbagai program untuk mendukung kebutuhan pengairan lahan pertanian, seperti pompanisasi dan pembangunan sumur, sehingga tidak ada alasan bagi petani untuk tidak segera memulai proses tanam.
"Selain bantuan benih, pemerintah juga telah menyiapkan program pengadaan air, seperti pompanisasi dan pembangunan sumur. Ini agar petani dapat memaksimalkan lahan mereka tanpa terkendala masalah irigasi," ungkapnya.