Bisnis.com, CIREBON - Perum Bulog Cirebon menargetkan penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di wilayah Cirebon, Majalengka, dan Kuningan (Cimajakuning) sebanyak 32.000 ton pada 2024 ini.
Kepala Bulog Cabang Cirebon Ramaijon Purba mengatakan penjualan beras SPHP per Selasa (10/9/2024) baru mencapai 18.000 ton. Target 32.000 akan dicapai hingga akhir Desember 2024.
Menurut Ramaijon, distribusi beras stabilisasi SPHP kepada distributor baik dari pasar tradisional dan pasar modern masih berjalan.
"Kami tetap suplai beras SPHP ke pasar untuk masyarakat karena masih ada permintaan," kata Ramaijon, Rabu (11/9/2024).
Beberapa bulan lalu saat adanya lonjakan harga, beras SPHP menjadi alternatif di tengah kenaikan harga dan kelangkaan beras premium di pasaran.
Beras yang diproduksi oleh Bulog ini mudah didapatkan oleh masyarakat di pasar tradisional maupun ritel modern. Harga yang ditawarkan pun di bawah harga eceran tertinggi (HET).
Baca Juga
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, rata-rata harga gabah dan beras di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mengalami kenaikan pada Agustus 2024. Kenaikan tersebut berlaku pada tingkat eceran maupun penggilingan.
Berdasarkan catatan tersebut, harga gabah kering panen (GKP) pada tingkat petani naik 3,95% menjadi Rp6.625 pada Agustus 2024.
Kemudian, rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan kini sebesar Rp13.087 per kilogram atau naik 1,55%. Sementara, rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan sebesar Rp13.010 per kilogram atau naik 2,09%.
Kepala BPS Jabar Marsudijono mengatakan kondisi tersebut terjadi karena sebagian besar wilayah di Jawa Barat masih berada di luar masa panen, sehingga berpengaruh terhadap stok gabah.
"Beberapa wilayah terindikasi gagal panen yang disebabkan faktor cuaca seperti di Kabupaten Kuningan, kata Marsudijono.