Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garut Siaga Darurat Kekeringan dan Karhutla hingga 30 September

Status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Garut berlaku hingga 30 September 2024.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, GARUT - Status siaga darurat bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Garut berlaku hingga 30 September 2024. Bencana akibat kemarau panjang terus meluas di daerah tersebut.

Keputusan tersebu pun berdasarkan alam Surat Keputusan Bupati Garut Nomor: 100.3.3.2/KEP.785-BPBD/2024 yang dikeluarkan pada tanggal 19 Agustus 2024.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, kemarau yang berkepanjangan telah menyebabkan kekeringan parah di sejumlah kecamatan. Beberapa daerah yang terdampak paling parah meliputi Kecamatan Cibatu, Malangbong, dan Cikelet.

Selain kekeringan, beberapa titik api terdeteksi di sejumlah kawasan hutan di Garut. Salah satu titik yang paling rawan terkena dampak bencana tersebut yakni, Gunung Guntur.

"Karhutla semakin sulit dikendalikan karena angin kencang dan minimnya curah hujan," kata Kepala BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar, Jumat (6/9/2024).

Pemerintah Kabupaten Garut telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memperkuat koordinasi dalam penanggulangan bencana. BPBD Garut bersama dinas terkait terus mengoptimalkan distribusi bantuan air bersih dan penanganan Karhutla.

Menurut Aah, pihaknya akan mempercepat distribusi bantuan dan meningkatkan patroli di kawasan rawan kebakaran. masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran.

"Status siaga darurat ini diputuskan berlaku hingga 30 September 2024, namun tidak menutup kemungkinan diperpanjang lagi jika situasi belum membaik," kata Aah.

Selain dampak langsung terhadap lingkungan, bencana ini juga memukul perekonomian masyarakat. Banyak petani yang mengalami gagal panen akibat kekeringan, dan ancaman Karhutla membuat aktivitas ekonomi di beberapa sektor terhenti.

"Minta pemerintah perlu segera turun tangan memberikan bantuan yang lebih besar," kata Aah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper