Bisnis.com, CIREBON - Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung didesak melakukan upaya untuk meminimalisir dampak banjir yang kerap terjadi di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur.
Penjabat Bupati Cirebon Wahyu Mijaya mengatakan salah satu upaya yang bisa dilakukan oleh BBWS Cimanuk-Cisanggarung membangun beberapa kolam retensi di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Sungai Cisanggarung dan beberapa anak sungai lainnya.
"Kami meminta BBWS menemukan titik-titik yang berpotensi dijadikan kolam retensi. Proses inventarisir juga sedang kami lakukan," kata Wahyu saat ditemui di Jalan Pemuda, Kota Cirebon, Kamis (6/6/2024).
Dalam upaya penanganan jangka pendek, kata Wahyu, BBWS Cimanuk-Cisanggarung sudah menawarkan pembuatan lubang-lubang biopori di sekitar sempadan sungai maupun anak Sungai Cisanggarung.
Menurut Wahyu, upaya tersebut dilakukan agar penyerapan air hujan di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur tidak hanya ditopang oleh sungai sungai.
"Penyerapan air nantinya tidak hanya terkait dengan sungai saja, tetapi di area pinggiran jalan dan perumahan bisa dijadikan tangkapan air," kata Wahyu.
Baca Juga
"Meskipun tidak menyelesaikan 100%, setidaknya bisa meminimalisir dampak banjir di wilayah timur. Kerjasama pemerintah daerah dengan BBWS perlu terus dilakukan," katanya.
Maret lalu, sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Cirebon bagian timur terendam banjir akibat luapan Sungai Cisanggarung.
Kecamatan tersebut yaitu, Waled, Ciledug, Pabedilan, Pabuaran, Losari, Karangwareng, Babakan, Gebang, dan Pangenan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir tersebut berdampak kepada 160.414 jiwa.
Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon pun mencatat kerugian para petani mencapai Rp6,48 miliar akibat banjir yang melanda wilayah Cirebon bagian timur.
Luas sawah yang terendam banjir di Cirebon mencapai sekitar 943,5 hektare. Berdasarkan perhitungan, petani mengalami kerugian hingga Rp6,87 juta dari setiap hektare sawah.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung akan segera melakukan upaya mengurangi dampak banjir dari Sungai Cisanggarung.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro mengatakan, solusi jangka panjang yang bisa dilakukan adalah pembangunan kolam retensi. Sementara untuk waktu mendesak saat ini sudah berjalan proses normalisasi.
"Musim kemarau merupakan waktu yang tepat untuk melakukan normalisasi sungai. Luapan dari Sungai Cisanggarung saat musim hujan bisa diminimalisir.
Kami akan segera action hingga akhir Desember 2024," kata Agus.