Bisnis.com, CIREBON- Sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menunjukkan tren positif pada 2024 ini. Tahun lalu, sektor tersebut mengalami keterpurukan akibat banjirnya pakaian impor di tanah air.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Cirebon Dede Sudiono mengatakan, nilai investasi sektor industri tekstil per triwulan I/2024 menembus angka Rp20,07 miliar.
Sementara tahun lalu pada periode semester I/2023, realisasi investasi sektor TPT hanya mampu menembus angka Rp670 juta.
“Sektor industri ini lebih kecil dibandingkan sektor lainnya. Masuk ke dalam investasi paling kecil,” kata Dede di Kabupaten Cirebon, Selasa (17/10/2023).
Meskipun begitu, pemerintah daerah tidak merekomendasikan industri tekstil melakukan ekspansi ke wilayah Kabupaten Cirebon, terutama bagian timur.
Rekomendasi tersebut dilontarkan lantaran wilayah Kabupaten Cirebon minim suplai air baku.
Baca Juga
Dalam aktivitasnya, industri tekstil membutuhkan air lebih banyak karena digunakan sebagai pelarut pewarna dan bahan kimia; media untuk transfer pewarna dan bahan kimia ke kain; hingga media pencuci dan pembilas.
“Industri ini sangat membutuhkan banyak air. Sementara, suplai air baku yang ada sangat minim. Jangankan untuk industri, kebutuhan masyarakat juga belum terpenuhi,” kata Dede.
Pemerintah masih mengharapkan investor sektor industri lainnya bisa melirik daerahnya untuk ekspansi. Wilayah ujung timur Jawa Barat ini, masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Metropolitan Rebana.
Selain itu, pemerintah juga masih mengharapkan investor bisa membangun Industri padat karya. Hal tersebut dilakukan agar menyerap tenaga kerja lokal lebih banyak.
"Kami sangat mengharapkan industri padat karya. Meskipun begitu, bukan dalam arti kami menyampingkan industri padat modal atau padat teknologi. Masyarakat yang bisa bekerja bisa di industri yang kami inginkan," kata Dede.