Bisnis.com, BANDUNG— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jarak antara harga gabah kering giling (GKG) ke beras cukup tinggi sebesar Rp6.344.
Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono menilai hal ini harus menjadi catatan dan perhatian pemerintah untuk menjaga harga beras tetap terkendali, namun petani dan distributor pun mendapat hasil setimpal.
“Ini harus menjadi catatan dan perhatian kita bersama. Karena posisi petani ada di GKG, setelah jadi beras biasanya petani sudah tidak lagi menikmati kenaikan harga beras yang selama ini terjadi,” ungkap dia dalam Berita Resmi Statistik (BRS), di Kota Bandung, Kamis (2/5/2024).
Sedangkan, selisih antara Gabah Kering Panen (GKP) ke GKG yang merupakan selisih keuntungan yang didapat petani hanya Rp793.
“Ini mudah-mudahan langkah berikutnya supaya ke depannya tetap beras itu kita mampu kendalikan karena beras memiliki bobot tinggi dari inflasi,” jelasnya.
Sementara itu, ia juga menjelaskan, pada April 2024, harga rata-rata Gabah Kering Panen (GKP) di Tingkat Petani Jawa Barat sebesar Rp5.946 per kg atau turun sebesar 15,41% dibandingkan harga GKP Maret 2024 sebesar Rp7.029.
Baca Juga
Sementara rata-rata harga GKP ditingkat Penggilingan sebesar Rp6.150 per kg atau turun sebesar 15,21% dari Rp7.253.
Untuk Gabah Kering Giling (GKG) di Tingkat Petani turun sebesar 16,92% dari Rp8.111 menjadi Rp6.739 per kg, dan di Tingkat Penggilingan turun 16,57% dari Rp8.248 menjadi Rp6.882 per kg.