Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi di Kota Cirebon Tembus 1,40%, Gula Pasir Jadi Biang Kerok

BPS mencatat tingkat inflasi di Kota Cirebon pada April 2024 sebesar 1,40% secara tahunan (year on year/yoy).
Pedagang mengemas gula pasir di Pasar Minggu, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pedagang mengemas gula pasir di Pasar Minggu, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi di Kota Cirebon pada April 2024 sebesar 1,40% secara tahunan (year on year/yoy). Sementara, inflasi bulanan terealisasi 0,16.

Kepala BPS Kota Cirebon Aris Budiyanto mengatakan pada April 2024, ada komoditas yang menjadi penyumbang inflasi, antara lain, sigaret kretek mesin, bawang putih, jeruk, biaya sewa rumah, sigaret kretek putih, sigaret putih mesin, hingga gula pasir.

"Sementara, komoditas yang menjadi penyumbang deflasi di antaranya, udang basah, buah naga, cabai merah, bensin, salak, cabai rawit, sabun detergen bubuk, sabun mandi, pembersih lantai, dan kapas," kata Aris, Kamis (2/5/2024).

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran. Kelompok tersebut yaitu, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,38%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,86%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,66%.

Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,75%; kelompok kesehatan sebesar 0,53%; kelompok transportasi sebesar 0,25%; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,16%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,28%; kelompok pendidikan sebesar 1,42%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 1,00%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,52%.

Aris mengatakan, berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kota Cirebon merupakan daerah yang mengalami inflasi kedua terendah di Jawa Barat.

"‎Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Aris. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper