Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

907 Hektare Sawah di Kabupaten Cirebon Terdampak Banjir

Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon mencatat sekitar 907 hektare lahan pertanian padi di Kabupaten Cirebon terkena banjir.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, CIREBON - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Cirebon mencatat sekitar 907 hektare lahan pertanian padi di Kabupaten Cirebon terkena banjir. Curah hujan tinggi dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi biang kerok permasalahan tersebut.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, ratusan hektare lahan pertanian tersebut berada di enam kecamatan. Kecamatan tersebut yakni, Jamblang, Suranenggala, Gegesik, Panguragan, Kapetakan, dan Gunungjati.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan Kabupaten Cirebon Samsina mengatakan kawasan pertanian yang paling banyak terkena dampak banjir ada di Kecamatan Panguragan. Di wilayah bagian utara ini, 311 hektare lahannya terendam banjir.

Selain Panguragan, bencana banjir yang melanda pun merendam lahan pertanian padi di Kapetakan. Tercatat, ada 189 hektare ikut terendam.

“Petani yang mengalami gagal tanam harus melakukan kembali tanam ulang,” kata Samsina di Kabupaten Cirebon, Selasa (5/3/2024).

Menurut Samsina, penyebab ratusan hektare lahan terendam yakni, akibat luapan dari beberapa sungai besar yang melintang di Kabupaten Cirebon.

Permasalahan banjir di lahan pertanian, kata Samsina, menjadi tanggung semua pihak, salah satunya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung sebagai otoritas.

"Banyak terjadi pendangkalan di irigasi, sehingga air tidak mampu tertampung," kata Samsina.

Kejadian banjir yang merusak lahan pertanian dalam lima tahun terjadi pada awal 2023. Tahun lalu, sekitar 5.760 hektare sawah terendam dan kerugian mencapai Rp23 miliar.

“Satu hektare kira-kira mengalami kerugian hingga Rp6,8 juta," kata Samsina.

Sebelumnya, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon memprediksi masa panen padi mengalami kemunduran hingga Juni 2024.

Ketua HKTI Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar mengatakan, kemunduran masa panen tersebut terjadi karena sebagian sawah terendam banjir. Akibatnya, sawah yang terendam itu harus dilakukan tanam ulang.

"Banjirnya terjadi pada Februari 2024, tetapi sekarang 90% sudah surut. Sekarang petani mulai melakukan replanting (tanam ulang) di sawah yang terkenan banjir. Seharusnya panen itu bulan April," kata Tasrip.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper