Bisnis.com, CIREBON- Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Cirebon belum mengalami kenaikan signifikan dalam lima tahun terakhir.
Padahal, wilayah yang berada di ujung timur Jawa Barat ini memiliki sejumlah objek unggulan, mulai dari wisata budaya, religi, hingga kuliner.
Catatan Badan Pusat Statistik (BPS), selama 2019-2023 jumlah wisatawan yang melancong ke Kabupaten Cirebon hanya 4.107.162 orang.
Dari jumlah itu, pada 2019 menerima kunjungan sebanyak 1.484.010 wisatawan, 2020 sebanyak 506.841 wisatawan, 2021 sebanyak 453.282 wisatawan, 2022 sebanyak 691.975, dan 2023 sebanyak 971.054 wisatawan.
Kabid Promosi dan Ekonomi Kreatif Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon, Bayu Suradilaga mengatakan, pengembangan industri kepariwisataan di Kabupaten Cirebon masih stagnan.
Wilayah timur Jawa Barat ini hanya mampu mengandalkan wisata religi Makam Sunan Gunung Jati di Kecamatan Gunungjati.
Baca Juga
Wisata religi tersebut masih banyak mengundang wisatawan untuk dibandingkan tempat lainnya. “Kunjungan wisata ke makam Sunan Gunung Jati masih favorit,” kata Bayu, Jumat (1/3/2024).
Selain makam Sunan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon memiliki sejumlah potensi yang bisa ditawarkan kepada wisatawan. Beberapa destinasi wisata unggulan yaitu, Kampung Seni Gegesik, Wisata Jamblang Siti Winangun, Industri Rotan Tegalwangi, Kawasan Batik Trusmi, dan Batu Lawang.
Di balik kekayaan potensi tersebut, sektor pariwisata masih di hadapkan dengan permasalahan jalan rusak, minimnya penerangan jalan umum (PJU), hingga kurangnya fasilitas penampungan sampah.
Kondisi tersebut terjadi di Kawasan Wisata Batik Trusmi. Jalan rusak yang terjadi di kawasan tersebut menghambat mobilitas wisatawan maupun masyarakat.
Sepanjang 500 meter di ruas jalan itu mengalami kerusakan parah. Pengendara yang melintas harus menghindari lubang dan terpaksa menurunkan laju kecepatan kendaraan.
Kondisi kian parah setelah hujan deras mengguyur. Genangan muncul dihampir semua jalan yang berlubang.
Warga Buyut Trusmi, Gofar menuturkan, kondisi kerusakan tersebut terjadi sejak pandemi covid-19. Seharusnya, wisata tersebut memiliki kondisi jalan yang mulus, sehingga nantinya bisa memberikan kenyamanan dan keamanan saat berkunjung.
Kejadian beberapa waktu lalu, kata Gofar, bagian suspensi kendaraan roda dua miliknya mengalami kerusakan karena diduga sering menghantam jalan rusak di Buyut Trusmi.
“Shockbreaker motor saya rusak. Terus kalau pas melintas di jalan rusak suka sakit ke bagian perut," kata Gofar.