Bisnis.com, BANDUNG-- Inflasi Jawa Barat pada Januari 2024 sebesar 3,02% secara y-o-y dan 0,5% secara m-t-m.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat Marsudijono mengatakan pada penghitungan indeks harga konsumen (IHK) tahun ini menggunakan tahun dasar baru 2022 sehingga akan terasa berbeda.
Sebelumnya, IHK dipantau di tujuh kota besar, maka kali ini dipantau di 10 daerah, di mana ada 3 daerah baru yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Subang.
"Dengan situasi kali ini perlu dipantau di daerah besar dan letaknya tidak terlalu jauh dari Bandung," ungkap dia, Kamis (1/2/2024).
Sementara itu, ia menjelaskan postur inflasi kali ini didominasi oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil inflasi 1,94% dari inflasi 3,02%.
"Kenaikan harga beras masih mendominasi inflasi di Januari 2024," jelasnya.
Baca Juga
Perkembangan harga berbagai komoditas pada Januari 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 6,51%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,26%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,30%.
Kemudian, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,98%; kelompok kesehatan sebesar 2,69%; kelompok transportasi sebesar 0,62%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 4,16%; kelompok pendidikan sebesar 1,39%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 3,51%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 4,82%. Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23%.
Ia menuturkan, selain komoditas beras yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y pada Januari 2024, antara lain Sigaret Kretek Mesin (SKM), cabai merah, bawang putih, tomat, daging ayam ras, emas perhiasan, kontrak rumah, Sigaret Putih Mesin (SPM), Sigaret Kretek Tangan (SKT), air kemasan, ayam goreng, nasi dengan lauk, rekreasi, pisang, jeruk, dan sewa rumah.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, antara lain bahan bakar rumah tangga, telur ayam ras, minyak goreng, bawang merah, jengkol, dan telepon seluler.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi m-to-m pada Januari 2024, antara lain: tomat, beras, kontrak rumah, Sigaret Kretek Mesin (SKM), bawang putih, pisang, bawang merah, kentang, Sigaret Putih Mesin (SPM), nasi dengan lauk, emas perhiasan, dan tarif keretra api. Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m, antara lain: cabai rawit, cabai merah, telur ayam ras, bensin, dan buncis.
Pada Januari 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,94%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,05%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,05%; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,04%; kelompok kesehatan sebesar 0,08%; kelompok transportasi sebesar 0,07%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,07%; kelompok pendidikan sebesar 0,08%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,40%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,25%.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01%.