Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Belasan Ribu Warga Kabupaten Cirebon Merupakan Petani Milenial

Petani milenial merupakan petani berusia 19-39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital mulai dari penggunaan alsintan modern, teknologi informasi.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 15.241 warga Kabupaten Cirebon merupakan petani milenial.

Petani milenial merupakan petani berusia 19-39 tahun yang adaptif terhadap teknologi digital mulai dari penggunaan alat mesin pertanian (alsintan) modern, teknologi informasi, hingga kecerdasan buatan.

Dalam catatan BPS, Kabupaten Cirebon menjadi daerah dengan jumlah petani milenial terbanyak ke-15 di Jawa Barat, di bawah Kabupaten Sumedang. Jumlah terbanyak diduduki oleh Sukabumi sebanyak 71.169.

Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebutkan banyaknya petani milenial menjadi salah satu indikator regenerasi petani berjalan. Selain itu, keberadaan petani tersebut pun menunjukkan pemanfaatan teknologi digital yang bisa menciptakan pertanian modern produktif dan berkelanjutan.

"Regenerasi petani di Kabupaten Cirebon perlu terus didorong untuk menjadi produktivitas padi tetap tumbuh setiap tahunnya. Milenial harus melirik profesi petani," kata Imron di Kabupaten Cirebon, Senin (11/12/2023).

Bagi Imron, regenerasi petani harus disegerakan lantaran kebutuhan pangan bakal terus meningkat. “Kalau generasi milenial tidak tertarik, nanti akan membeli kebutuhan pangan di mana," katanya.

Muh Yakub, 37, warga Desa Karanganyar, Kecamatan Panguragan, Kabupaten Cirebon. Lima tahun terakhir getol mengajak pemuda lainnya untuk turun ke sawah.

Yakub dibuat gelisah lantaran kian hari jumlah petani di Desa Karanganyar terus berkurang. Sementara, jumlah penduduk terus bertambah setiap tahunnya.

“Kalau jumlah penduduk meningkat, akan berimplikasi terhadap kebutuhan pangan. Gerakan mengajak pemuda ini sudah dilakukan sejak saya masih menjabat sebagai kepala desa,” ucap Yakub.

Di Desa Karanganyar terdapat 175 hektare lahan pertanian padi. Ratusan hektare lahan tersebut dikelola oleh enam kelompok tani dan satu di antaranya merupakan kelompok petani muda.

Petani muda yang tergabung dalam Kelompok Tani Jaya ini tidak main-main. Berbeda kelompok lain, Tani Jaya ini sengaja disiapkan oleh Yakub untuk melebur dengan para petani senior Karanganyar.

Tugas pemuda ini di antaranya, membantu petani melawan mata rantai niaga yang merugikan, meningkatkan cara budidaya tanaman padi, hingga membantu petani bisa mengakses permodalan.

“Mereka ini adalah orang yang tidak punya lahan tapi memiliki minat jadi petani dan paham teknologi. Jadi, kami bentuk kelompok untuk mereka bisa masuk ke kelompok lainnya. Pemuda ini bukan penyuluh, tetapi petani,” kata Yakub.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper