Bisnis.com, BANDUNG--Bank BJB tetap mampu menjaga pertumbuhan bisnis sepanjang triwulan III tahun 2023.
Performa ini dicapai di tengah masih adanya tekanan ekonomi, seperti kenaikan suku bunga, juga faktor eksternal yaitu belum pulihnya ekonomi global.
Per September tahun 2023, BJB berhasil meraup laba hingga Rp1,7 triliun. Capaian tersebut disampaikan Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi beserta jajaran dalam earnings call triwulan III 2023.
Kinerja solid yang mampu diraih oleh Bank BJB sejalan dengan kemampuan perusahaan untuk terus memperluas penguasaan pasar, meningkatkan kucuran kredit di berbagai segmen bisnis, dan juga semakin impresifnya penggunaan platform digital yang dimiliki bank BJB.
Kondisi ekonomi di dalam negeri yang terus pulih seiring dengan meningkatnya mobilitas dan menggeliatnya berbagai sektor industri, juga turut memberikan dampak positif bagi Bank BJB.
Hingga 30 September 2023, papar Yuddy, kinerja Bank BJB dari sisi kredit dan pembiayaan, bertumbuh sebesar 10,2% atau menjadi Rp124,9 triliun.
Baca Juga
Di tengah tumbuhnya kredit, BJB juga berhasil menjaga non performing loan (NPL) di level 1,26% dengan coverage ratio pada level 114,7%. Sementara dana pihak ketiga (DPK) bank bjb mencapai Rp130,9 triliun. Pada indikator aset, tumbuh 5,3% secara year on year, atau menjadi Rp179,3 trilliun.
‘Kami bersyukur, berkat strategi bisnis yang tepat, pendekatan yang prudent di berbagai segmen bisnis, juga kemampuan menjaga efisiensi dalam pengelolaan asset & liabilitas membuat tekanan terhadap cost of fund dapat lebih terkendali, alhasil kinerja Bank BJB terus tumbuh positif,’’ papar Yuddy dari rilis resmi perseroan, Selasa (31/10/2023).
Menurut Yuddy, salah satu indikator yang turut berkontribusi atas kinerja Bank BJB sepanjang triwulan III 2023 yaitu semakin bertumbuhnya kredit diberbagai segmen seperti konsumer, korporasi dan komersial, KPR, dan juga kredit di sektor UMKM.
“Di triwulan terakhir 2023, kami tetap memiliki optimisme. Ruang pertumbuhan kredit masih terbuka, dan didukung berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya pemulihan ekonomi,” ujar Yuddy.
Kinerja Bank BJB lanjut Yuddy, juga ditopang oleh transformasi digital yang dijalankan perseroan. Pengguna mobile Apps DIGI by Bank BJB sudah tembus 1,63 juta users, atau meningkat 47,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan merchant QRIS mencapai 984.000 merchant, tumbuh 25,8%. Kemudian total agen laku pandai bank bjb pun sudah mencapai 16,8 ribu agen.
Di sisi lain, faktor suku bunga masih menjadi tantangan bagi sektor perbankan, oleh karenanya perseroan juga fokus dalam mendorong pendapatan lainnya melalui produk layanan berbasis fee based income, ekosistem digital, produk layanan berbasis teknologi dan wealth management.
Menurut Yuddy, di tengah tantangan ekonomi, suku bunga kredit yang diberikan perlu terus mengikuti perkembangan kondisi pasar yang ada dengan melakukan repricing untuk menjaga margin yang sehat.
Namun demikian implementasinya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan kemampuan bayar debitur dan menjaga kualitas kredit tidak menjadi NPL atau kredit macet.
Mengimbangi kebijakan suku bunga acuan yang terus mengalami kenaikan untuk mengantisipasi tekanan inflasi yang ada, Bank BJB pun terus melakukan manajemen likuiditas yang baik agar likuiditas tetap ample dengan biaya dana yang manageable, sehingga lebih efisien dalam biaya dana.
Sepanjang sisa tahun 2023 ini, ekspansi pada segmen korporasi dan komersial akan dilakukan secara selektif dengan melihat suku bunga yang diberikan untuk menjaga kualitas dan yield kredit pada level yang sehat untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Diakhir paparan, Yuddy optimistis bahwa kinerja Bank BJB hingga akhir tahun akan semakin baik untuk kredit, dimana porsi kredit dengan yield yang lebih tinggi akan diutamakan untuk mengimbangi tekanan biaya dana.
Menurutnya BJB pun berkomitmen untuk terus memperluas bisnis, antara lain memperkuat jaringan offline dan online channels. Saat ini Bank BJB memiliki ribuan jaringan fisik dan terminal perbankan elektronik terus kami pertahankan.
Dalam menggenjot pertumbuhan bisnis, Bank BJB pun semakin gencar melakukan sinergi melalui Kelompok Usaha Bank (KUB) dengan sejumlah BPD berkinerja baik dan sehat.
Paling anyar, PT Bank Pembangunan Daerah Maluku dan Maluku Utara (Bank Maluku Malut) menjadi BPD terbaru yang bergabung dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) Bank BJB. Sebelumnya, Bank Bengkulu dan Bank Sultra sudah lebih dulu berkomitmen untuk bersinergi dalam KUB Bank BJB.
Masih terdapat beberapa BPD lainnya yang telah menyampaikan minat untuk bergabung bersama dalam KUB Bank BJB, namun demikian yang dapat kami sampaikan saat ini, selain Bank Bengkulu yaitu :
1) Bank Sultra, telah menandatangani Letter of Intent pada 29 September 2022, memiliki total aset Rp11,8 trilliun
2) Bank Maluku Malut, telah menandatangani Nota Kesepahaman pada tanggal 4 Oktober 2023, memiliki total aset Rp9,3 trilliun
Dimana atas keduanya masih terus berproses dan belum terdapat injeksi modal dari Bank BJB.
Yuddy berpendapat BPD sendiri secara grup perbankan, memiliki potensi yang besar. Dengan jumlah 26 BPD dengan total aset sebesar Rp933 triliun, BPD yang solid dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, bersanding dengan perbankan besar lainnya.
“Berbagai terobosan ini, merupakan wujud komitmen kami untuk memperbaiki kualitas dan kinerja, dalam mememperkuat eksistensi kami di dunia perbankan,” tandas Yuddy.