Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Cirebon Terancam Krisis Pangan, Dua Faktor Ini Jadi Penyebab

Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebutkan Kabupaten Cirebon berpotensi mengalami krisis pangan pada beberapa tahun ke depan.
Padi diap dipanen di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman
Padi diap dipanen di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, CIREBON - Bupati Cirebon Imron Rosyadi menyebutkan Kabupaten Cirebon berpotensi mengalami krisis pangan pada beberapa tahun ke depan.

Imron menyebutkan, faktor yang menyebabkan krisis pangan terjadi di Kabupaten Cirebon yakni, lambatnya proses regenerasi petani dan banyaknya alih fungsi lahan menjadi permukiman penduduk atau pun lokasi industri.

“Sebagian besar petani di Kabupaten Cirebon kini mulai meninggalkan pekerjaannya. Itu terjadi karena sektor pertanian tidak lagi menjanjikan bagi para pelakunya,” kata Imron di Kabupaten Cirebon, Senin (14/8/2023).

“Kemudian, lahan pertanian mulai bergeser. Faktornya, bisa karena suplai air kurang sehingga menurunnya tingkat produktivitas lahan,” sambungnya.

Imron meminta, kepada pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi untuk memperbaiki tata kelola air untuk lahan pertanian di Kabupaten Cirebon.

Menurut Imron, saat musim kemarau, sejumlah lahan pertanian milik masyarakat di Kabupaten Cirebon tidak mendapatkan suplai air secara maksimal. "Seperti contoh di Gegesik, sekarang para petani kesulitan air," kata Imron. 

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan, produksi gabah kering giling (GKG) di Jawa Barat terus meningkat. Provinsi ini pun tercatat sebagai daerah produksi terbanyak kedua di Indonesia. 

Namun begitu, kata Uu, luas lahan pertanian padi di Jawa Barat terus menyusut karena adanya alih fungsi lahan. Hal ini karena meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman penduduk. 

"Menurut saya adalah bagian dari konsekuensi dari kemajuan daerah. Tahun 2042 diprediksi jumlah penduduk akan bertambah menjadi 62 juta. Pertambahan ini karena adanya urbanisasi, bukan kelahiran warga Jawa Barat," kata Uu.

Orang nomor dua di Provinsi Jawa Barat ini mengimbau, kepada para petani di tidak menjual lahan pertanian meskipun ada kenaikan harga jual tanah. 

Menurut Uu, setiap petani yang menjual lahan pertaniannya, dipastikan tidak bakal kembali membeli lahan pertanian. Kondisi itu dipastikan membuat lahan pertanian terus menyusut. 

"Jangan menjual, harus meningkatkan produksi padi, karena kalau tidak Jawa Barat bakal mengalami krisis pangan. Ini juga menimbulkan efek domino. Saya tidak mau Jabar seperti 50 tahun lalu, dimana banyak antrean hanya untuk mendapatkan beras," kata Uu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler