Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabupaten Cirebon Anggarkan BTT Rp25 Miliar untuk Antisipasi El Nino

Pemerintah Kabupaten Cirebon menganggarkan dana belanja tidak terduga (BTT) untuk mengantisipasi kejadian akibat dampak dari El Nino.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon menganggarkan dana belanja tidak terduga (BTT) untuk mengantisipasi kejadian akibat dampak dari El Nino.

Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Cirebon, Sri Wijayawati mengatakan, jumlah anggaran BTT yang disiapkan untuk mengantisipasi akibat kejadian tersebut sebanyak Rp25 miliar.

“Anggaran itu bisa digunakan untuk kejadian tidak terduga, contohnya bencana. Apalagi saat ini ada el nino,” kata Sri di Kabupaten Cirebon, Senin (14/7/2023).

Menurut Sri, penggunaan anggaran tersebut tidak bisa dipakai secara sembarangan, karena harus bersifat kedaruratan.

Hal itu berdasarkan Permendagri 77 Tahun 2020 tentang pengelolaan keuangan daerah. Juga Perbup 42 Tahun 2022 Tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Belanja Tidak Terduga.

"Teknisnya ketika ada bencana, SKPD terkait (BPBD) membuat status kedaruratan, lalu diterbitkan Keputusan Bupati tentang kedaruratan," kata Yuyun.

Sebanyak 19 kecamatan di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat kembali terancam dilanda bencana kekeringan selama musim kemarau.

Belasan kecamatan tersebut yaitu, Gebang, Greged, Gegesik, Gunung Jati, Kaliwedi, Klangenan, Talun, Tengah Tani‎, Suranenggala, Sedong, Panguragan, Beber, Mundu, Palimanan, Losari, Ciwaringin, Susukan, Karangwareng, dan Dukuhpuntang.

Dari 19 kecamatan yang terancam bencana kekeringan tersebut, berdampak ke 42 desa. Desa terbanyak yakni di Kecamatan Gununjati, yaitu Desa Babadan, Mayung, Sambeng, Pasindangan, Kalisapu, Astana, dan Grogol.

Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Juwanda mengatakan, beberapa kejadian dalam bencana kekeringan tersebut di antaranya kekurangan air bersih dan suplai air untuk irigasi.

“Kami sudah siagakan armada pengangkut air bersih dan berkoordinasi dengan dinas terkait,” kata Juwanda.

Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 tiba lebih awal dari sebelumnya. Agustus tahun ini diprediksi sebagai puncaknya.

Wilayah yang memasuki musim kemarau pada bulan Mei meliputi sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Barat, sebagian besar Banten, sebagian Pulau Sumatea bagian selatan, dan Papua bagian selatan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper