Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Emisi Karbon di Sektor Pertanian, Pupuk Kujang Maksimalkan Program Makmur

Koordinator Program Makmur Pupuk Kujang Saiful Rohdian menuturkan pihaknya mendorong sistem pertanian rendah emisi karbon melalui program Makmur.
Gudang Pupuk. /Pupuk Indonesia
Gudang Pupuk. /Pupuk Indonesia

Bisnis.com, KARAWANG - PT Pupuk Kujang Cikampek turut berkontribusi mengurangi emisi karbon seperti yang dicanangkan pemerintah dengan terus mengajak petani mengurangi emisi karbon di bidang pertanian.

Koordinator Program Makmur Pupuk Kujang Saiful Rohdian menuturkan pihaknya mendorong sistem pertanian rendah emisi karbon melalui program Makmur, sehingga produktivitasnya lebih ramah lingkungan.

"Untuk mengurangi tren itu (pengurangan emisi karbon), kami upayakan supaya program Makmur menciptakan sistem pertanian rendah emisi karbon," ujar Saiful dalam keterangannya, Rabu (9/8/2023).

Saiful menjelaskan, selama ini perusahannya terus berinovasi membuat berbagai program unggulan untuk petani. Adapun beragam program tersebut, memiliki tiga prinsip yang sesuai dengan aspek keberlanjutan yaitu profit, people, planet. Atau dalam kata lain meningkatkan keuntungan perusahaan disertai memberikan dampak baik bagi manusia dan lingkungan.

Seperti diketahui bersama, kata dia, dari dokumen Rencana Aksi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Pertanian yang dikeluarkan Kementerian Pertanian, secara umum menjelaskan jika emisi karbon di wilayah perdesaan juga berasal dari aktivitas pertanian dan peternakan. 

Dalam bidang pertanian misalnya, aktivitas budi daya padi turut melepas metana, nitrogen oksida dan karbon dioksida. 

Bahkan, berdasarkan penelitian yang dirilis oleh Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2016, sektor pertanian menyumbang 10 hingga 12 persen dari total gas rumah kaca antropogenik, yang terdiri dari gas N2O dan CH4. 

Dengan begitu, emisi karbon dari sektor pertanian ini diprediksi akan terus bertambah pada masa mendatang seiring dengan meningkatnya kebutuhan pangan, intensifikasi pertanian dan penggunaan pestisida yang berlebihan.

Atas dasar itu, sambung dia, perlu diterapkan sistem pertanian moderen yang juga berorientasi ramah lingkungan. Upaya tersebut selaras dengan Peraturan Presiden nomor 71 tahun 2011. Berdasarkan perpres itu, sektor pertanian harus menurunkan tingkat emisinya sebesar 8 Gg CO2eq.

Saiful menuturkan, ada beragam cara dan strategi untuk mengurangi emisi karbon di bidang pertanian. Di antaranya adalah melalui metode pemupukan berimbang, aplikasi pupuk organik dan biogas untuk menyerap emisi karbon, ada juga teknik penggunaan air irigasi secara intermiten atau berselang. Sehingga bisa menurunkan emisi karbon ke atmosfer dibanding penggenangan sawah secara terus menerus.

"Berbagai teknik pertanian ramah lingkungan akan kami terapkan ke seluruh petani binaan dan peserta program Makmur ini," kata Saiful.

Saiful mengatakan, untuk menajamkan program itu Pupuk Kujang juga telah menjajaki kerja sama dengan RIZE, yakni perusahaan agroteknologi yang berbasis di Singapura. Perusahaan patungan antara Temasek, Genzero, Breakthrough Energy dan Wavemaker Impact itu akan berkolaborasi dengan Program Makmur Pupuk Kujang.

"RIZE akan berperan menyediakan bantuan modal tanam untuk petani peserta Program Makmur. Para petani akan didampingi oleh para agronom dari Pupuk Kujang dan RIZE untuk menerapkan sistem budidaya yang ramah lingkungan," kata Saiful.

Untuk diketahui, RIZE merupakan perusahaan agroteknologi yang juga fokus pada pengurangan emisi karbon. Perusahaan itu juga menjalankan startup di bidang pertanian untuk memudahkan petani. Mulai dari konsultasi teknik budidaya hingga penyediaan sarana produksi pertanian. 

Di bagian lain, CEO RIZE Dhruv Sawhney mengatakan hingga saat ini perusahaannya telah beroperasi di India, Vietnam, Malaysia dan berbagai negara penghasil beras. Adapun di Indonesia, RIZE memiliki target membantu menggarap lahan petani seluas ribuan hektare.

Jika kerja sama ini terjalin, para agronom dari RIZE dan Pupuk Kujang akan bahu membahu mendampingi petani untuk melakukan budi daya yang ramah lingkungan. Sebagai langkah awal, di Subang, kami berhasil mengurangi emisi karbon di 20 hektare sawah sebanyak 7 ton atau 52 persen," ujarnya singkat. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper