Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemkab Cirebon Segera Bentuk BUMD untuk Pekerjakan Atlet Berprestasi Kurang Mampu

Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Hilmi Rivai menyebutkan atlet beprestasi yang mengalami permasalahan ekonomi, saat ini menjadi perhatian penuh pemda.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, CIREBON - Pemerintah Kabupaten Cirebon berencana membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) baru. Nantinya, unit usaha tersebut bisa mempekerjakan para atlet daerah yang berprestasi.

Sekretaris Daerah Kabupaten Cirebon Hilmi Rivai menyebutkan atlet beprestasi yang mengalami permasalahan ekonomi, saat ini menjadi perhatian penuh pemerintah daerah.

“Pemerintah Kabupaten Cirebon akan segera membentuk BUMD baru nantinya, sekian persen tenaga kerjanya adalah atlet berprestasi. Mudah-mudahan bisa terlaksana dalam waktu dekat,” kata Hilmi di Kabupaten Cirebon, Jumat (7/7/2023).

Hilmi menyebutkan, untuk jangka pendek, pemerintah daerah sudah meminta kepada perusahaan lokal memprioritaskan para atlet berprestasi mendapatkan lapangan kerja.

Sementara, untuk kalau yang bersifat urgensi dan segera, pemerintah bakal memberikan memberikan bantuan sosial,  mulai dari rutilahu maupun bantuan langsung tunai.

“Kami juga sangat prihatin dengan kondisi atlet yang kurang beruntung. Insyaallah bakal kami perhatikan,” kata Hilmi. 

Sebelumnya, Andi Suryadi atlet pencak silat asal Desa Ujungsemi, Kecamatan Kaliwedi, Kabupaten Cirebon, terpaksa menjadi buruh jahit untuk menghidupi seluruh anggota keluarganya.

Sejumlah prestasi mulai dari kompetisi lokal hingga internasional pernah disabet oleh atlet dari Kecamatan Kaliwedi ini.

Orang tua Andi Suryadi, Narsiwan menyebutkan, segudanf prestasi tersebut tidak mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Cirebon maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Anak kedua dari delapan bersaudara ini, kata Narsiwan, terpaksa bekerja sejak usia sekolah menengah atas (SMA) menjadi penjaga sekolah.

“Anak sekarang usianya 23 tahun dan sekarang ikut bekerja sebagai penjahit di konveksi rumahan yang ada di Indramayu. Boleh dibilang, anak saya itu membiayai sendiri sekolahnya, dia jadi kemit dan menjahit. Makanya kalau dia pulang ke rumah hanya sebulan sekali, karena harus kerja dan ngaji juga," kata Narsiwan.

Selain itu, Andi bersama anggota keluarga lainnya terpaksa tinggal di rumah tidak layak huni dengan ukuran 6x6 meter persegi dengan kondisi tanpa toilet.

“Sebagian lantainya juga masih beralas tanah. Meskipun lantai di ruang tamu sudah menggunakan keramik,” kata Narsiwan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper