Bisnis.com, TASIKMALAYA -- Peran pendamping di program One Pesantren One Product (OPOP) milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat dinilai menjadi pembeda dengan program serupa di instansi lain.
Hal tersebut disampaikan oleh Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Irysadiyyah Romeo Fauzi Umar Rangkuti kepada Tim Jelajah OPOP Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat, di Pesantren Al-Irysadiyyah, Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya, Senin (3/7/2023).
Menurut Romeo, peran pendamping dinilai cekatan dan sukses menjadi solusi dari missing link yang saat ini terjadi antara pemerintah dan pesantren.
"Ini peran dan kerja pendamping ini luar biasa, sangat membantu dan bisa memberikan masukan banyak sama kita," jelas dia.
Ia bahkan meragukan program OPOP bisa berjalan dengan baik seperti saat ini jika peran pendamping ditiadakan. Pasalnya, para pendamping menjadi penghubung yang baik dari pemerintah kepada pesantren.
Hal tersebut lah yang diakui Romeo berbeda dengan program serupa yang digelar oleh instansi lain. Biasanya fungsi pendamping itu tidak ada, sehingga pesantren sulit untuk mengakselerasi kegiatan bisnisnya.
"Instansi lain juga ada, tapi bedanya nggak ada pendampingan," jelasnya.
Tidak hanya Romeo, hampir seluruh pesantren yang menjadi destinasi Tim Jelajah OPOP Bisnis Indonesia Perwakilan Jawa Barat mengatakan hal yang sama.
Salah satunya adalah Pemilik Pesantren As-Sakinah Aseng Nur Qomarudin beberapa waktu lalu. Ia juga menilai pendampingan yang dilakukan para pendamping program OPOP sangat terasa kontribusinya.
"Mereka aktif menanyakan gimana progres kita, sampai pernah menginap disini untuk melakukan pendampingan," jelasnya.
Kemudian ada juga pengurus Pesantren Khoirul Usro, Irmayadi yang mengakui hal yang sama. Peran pendamping program OPOP menjadi sesuatu yang berbeda.
"Alhamdulillah pendampingnya aktif, jadi kita bisa dibimbing dan diberi masukan yang berguna di OPOP ini," tandasnya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.