Bisnis.com, BANDUNG—Program One Pesantren One Product (OPOP) yang diampu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat dipastikan mencapai target jumlah pesantren penerima manfaat.
Kepala UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirusaha (UPTD P3W) Jawa Barat Ravi Wisesha mengatakan sejak diluncurkan pada 2019 lalu program ini ditargetkan bisa menjangkau 5.000 pesantren penerima manfaat.
“Dari sisi kinerja program serta jumlah penerima manfaat OPOP, sudah memenuhi target yang ditetapkan di awal yaitu realisasi sebanyak 5.018 pesantren dari 5.000 pesantren,” katanya mewakili Kepala Dinas KUK Jabar Kusmana Hartadji kepada Bisnis, Selasa (27/6/2023).
Salah satu sub program Pesantren Juara yang digagas Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ini dimulai pada tahun 2019 dengan target sebanyak 1.000 pesantren setiap tahun yang memiliki produk yang tersebar di 627 Kecamatan di Jawa Barat.
Namun menurut Ravi target 1.000 pesantren per tahun sempat terkendala karena pandemi Covid-19. Dia menunjuk jumlah peserta yang diterima pada 2020 hanya 500 pesantren dan 2022 lalu hanya 270 pesantren.
“Tahun 2023 dikebut lagi untuk mengejar sisa target, tentu dengan proses seleksi yang masih ketat, targetnya 2156 pesantren bisa menjadi penerima manfaat program OPOP,” tuturnya.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan lewat program tersebut pihaknya gencar melakukan peningkatan kualitas kelembagaan, peningkatan pembiayaan usaha (kredit), peningkatan akses pasar (off taker & promosi), serta dukungan wirausaha pun menjadi arah kebijakan Pemdaprov Jabar demi mendukung tercapainya target UKM naik kelas (scaleup).
“Selain itu, pelatihan dan pendampingan wirausaha serta kegiatan koperasi berkualitas melalui transformasi koperasi di rasa penting di era digital,” katanya.
Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank BJB, BSI dan XL Axiata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
