Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Omzet Usaha Lulusan OPOP Ada yang Tembus Rp2,5 Miliar

Hasil monitoring dan evaluasi tahun 2022 program tersebut menunjukan ada kenaikan omzet para peserta dengan tingkat variasi yang berbeda.
Kepala Dinas KUK Jawa Barat Kusmana Hartadji.
Kepala Dinas KUK Jawa Barat Kusmana Hartadji.

Bisnis.com, BANDUNG—Pesantren yang mengikuti program One Pesantren One Product atau OPOP mendorong bisnis para lulusan untuk naik kelas.

Salah satu caranya melalui proses pelatihan dan pemagangan dengan seleksi yang ketat.

Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat yang diterima Bisnis, hasil monitoring dan evaluasi tahun 2022 program tersebut menunjukan ada kenaikan omzet para peserta dengan tingkat variasi yang berbeda.

Peserta OPOP 2022 mayoritas memilih usaha makanan untuk mengangkat kemandirian ekonomi pesantren sebanyak 63 peserta. Kemudian, peternakan dengan 38 pesantren, perikanan 34 pesantren, pertanian 31 pesantren, fashion, perdagangan umum dan kerajinan masing-masing 24 pesantren, disusul minuman 18 pesantren dan 14 pesantren mengampu usaha jasa.

Kepala Dinas KUK Jawa Barat, Kusmana Hartadji, mengatakan sebanyak 64 persen peserta omzetnya berada di bawah Rp50 juta. Disusul 31 persen pesantren lulusan OPOP omzetnya mencapai Rp50 juta sampai dengan Rp350 juta. Sebanyak 6 persen menunjukan omzet yang luar biasa mencapai Rp300 juta hingga Rp2,5 miliar.

Kepala UPTD Pendidikan dan Pelatihan Perkoperasian dan Wirusaha (UPTD P3W) Jawa Barat Ravi Wisesha mengatakan omzet miliaran rupiah bukan klaim belaka. Menurutnya ada salah satu pesantren di Kota Bandung yang bergerak di bidang usaha konveksi memiliki omzet hingga miliaran rupiah

“Kita kaget juga. Mereka mendapatkan banyak order, kami pernah bawa peserta Diklatpim IV untuk datang ke sana, omzetnya miliaran. Pesantren ini juga berani mengikuti tender di pemerintah pusat,” ujarnya.

Menurutnya pesantren tersebut dari sisi omzet sudah layak menjadi role model peserta OPOP berikutnya, namun karena masih ada keterbatasan dalam fasilitas, penunjukan tersebut masih ditangguhkan.

Ravi mengaku omzet lulusan OPOP masih terus didata, namun terpenting rata-rata lulusan masih melanjutkan usaha di pesantren mereka terlepas menjadi pemenang OPOP atau tidak. 

“Dari monitoring kami, tidak ada pesantren yang menutup atau ganti usaha, rata-rata usahanya masih terus berjalan, Dinas KUK terus melakukan pendampingan agar bisa naik kelas dan berkelanjutan,” tuturnya.

Bisnis Indonesia perwakilan Jawa Barat menggelar Program Jelajah OPOP. Perjalanan jurnalistik ini turut didukung oleh Humas Jabar dan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat, Bank Bjb, BSI dan XL Axiata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper