Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Polemik Al Zaytun, Pemkab Indramayu Akui Sudah Mengajak Duduk Bersama

Pemerintah Kabupaten Indramayu mengaku sudah mengundang pihak Pondok Pesantren Al Zaytun untuk duduk bersama.
Pesantren Al Zaytun di Kabupaten Indramayu/Al Zaytun
Pesantren Al Zaytun di Kabupaten Indramayu/Al Zaytun

Bisnis.com, INDRAMAYU - Pemerintah Kabupaten Indramayu mengaku sudah mengundang pihak Pondok Pesantren Al Zaytun untuk duduk bersama. Hal tersebut guna menjaga kondusivitas wilayah Indramayu.

Bupati Indramayu Nina Agustina menyebutkan Ponpes Al Zaytun dalam beberapa hari terakhir ini menjadi perbincangan karena dinilai banyak menimbulkan kontroversi sehingga menuai protes dari berbagai pihak.

“Sebagai pemerintah Kabupaten artinya yuk sama-sama bagaimana Al-Zaytun duduk bareng juga dengan Pemerintah Kabupaten Indramayu,” kata Nina di Kabupaten Indramayu, Rabu (21/6/2023).

Nina menyebutkan, polemik yang terjadi di Ponpes Al Zaytun bisa diselesaikan oleh Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). 

Pihaknya berharap, semua pihak bisa menjaga kondusivitas di Kabupaten Indramayu sehingga tercipta rasa nyaman dalam kehidupan bermasyarakat.

“Soal Al-Zaytun ini, itu ranahnya MUI dan Kemenag yang memberikan keputusan, namun kita di daerah sebisa mungkin agar menjaga kondusivitas semuanya untuk kepentingan masyarakat Indramayu, jika ada hal yang menyalahi aturan, ya harus bisa legawa,” kata Nina.

Pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun yang berada di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, didemo ribuan orang pada Kamis (15/6/2023) siang.

Ribuan masyarakat yang tergabung dalam Forum Indramayu menuntut pemerintah untuk mengusut tuntas kebenaran ponpes Al Zaytun.

Panji Gumilang sendiri merupakan pendiri dan pemimpin Ponpes Al Zaytun. Melalui Yayasan Pesantren Indonesia (YSI), ia kemudian membuka pondok pesantran (ponpes) Al Zaytun pada 13 Agustus 1996.

Pondok pesantren (ponpes) Al Zaytun ini ternyata dalam peresmiannya dihadiri oleh Presiden RI ke-3 B.J. Habibie pada 27 Agustus 1999.

Al Zaytun pernah disebut oleh Washington Times pada 29 Agustus 2005 sebagai pesantren terbesar se-Asia Tenggara.

Pasalnya ponpes ini berdiri di atas lahan seluas 1.200 hektare. Pada 2011 saja, tercatat ada sekitar 7.000 santri yang menimba ilmu di pesantren ini.

Terbaru, ponpes ini masih dalam tahap pembangunan untuk membuat jalan baru yang menghubungkan jalan khusus pesantren ke salah satu desa.

Kontroversi yang dilakukan oleh Panji Gumilang dalam Al Zaytun mengatakan, kalau dosa zina bisa ditebus menggunakan uang. Ia juga sempat menyinggung soal kalimat Haleluya, yang disamakan dengan Tahlilan.

Sebelumnya, Panji pernah dilaporkan karena diduga terkait dengan organisasi terlarang Negara Islam Indonesia (NII). Bahkan, ia dirumorkan menjadi imam di organisasi tersebut.

Kemudian pada 2017, Panji juga pernah dituding melakukan pelecehan seksual meski berkas perkara ini tidak memiliki kejelasan hingga saat ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hakim Baihaqi
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper