Bisnis.com, CIREBON -- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) memperbaiki 27 rumah tidak layak huni di kawasan kumuh padat penduduk Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan, perbaikan rumah di kawasan permukiman kumuh itu dilakukan sejak 2022 untuk mengentaskan rumah kategori kumuh di wilayah kemiskinan ekstrem.
Dalam program tersebut, kata Wiyogo, pihaknya menggelontorkan dana sebesar Rp1,5 miliar anggaran tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) melalui badan keswadayaan masyarakat.
“Cirebon menjadi kota ke 15 yang diresmikan dari 16 lokasi lain baik yang sedang dibangun maupun yang telah diresmikan. Masing-masing rumah Rp70 juta,” kata Ananta di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Selasa (21/3/2023).
Kawasan Panjunan dipilih lantaran masuk ke dalam klasifikasi permukiman kumuh. Hal itu berdasarkan surat keputusan wali kota No 663/ Kep.133-DPRKP/2018.
Ananta mengatakan, perbaikan tersebut diharapkan memberikan dampak sosial ekonomi kepada masyarakat Cirebon, khususnya di Kawasan Pesisir Panjunan yang selama ini merupakan pendukung pelabuhan Cirebon.
Baca Juga
“Mayoritas warga Panjunan sebanyak 88 persen di antaranya bekerja di sektor kelautan dan perikanan. Kondisi permukiman di kawasan kumuh Panjunan cukup memprihatinkan, selain padat berjejal, sebagian besar hunian warga berdiri dengan atap dan dinding yang rapuh tergerus kerasnya cuaca laut selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Selain itu, badan usaha milik negara (BUMN) di bawah Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ini melakukan penataan Sungai Sukalila yang melintang di Kawasan Panjunan untuk mendongkrak pengembangan wisata baru di utara Kota Cirebon.
Sepanjang 2022, SMF bersama Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) Kementerian PUPR sudah membangun 147 rumah layak huni dengan serapan anggaran mencapai Rp 10,4 miliar di 5 lokasi yaitu di Belu Nusa Tenggara Timur; Surakarta, Jawa Tengah, Kota Cirebon Jawa Barat; Mataram, Nusa Tenggara Barat; dan Medan, Sumatera Utara.
“Ada empat lokasi tahun ini. Salah satunya di Maluku. Kami harus koordinasi dengan pemerintah kota,” katanya.
Warga penerima manfaat, Rohadi mengatakan, sebelum adanya perbaikan tersebut, rumah yang ia tempati sangat tidak layak huni dan dipenuhi sampah kemasan plastik.
Namun kini, rumahnya menjadi layak dan sangat nyaman untuk ditempati. “Semenjak rumah saya menjadi layak huni, ibu saya yang sebelumnya sakit, kini menjadi sehat,” kata Rohadi.