Bisnis.com, BANDUNG- Stasiun Rancaekek di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terus dipersolek. Pemugaran total dilakukan PT KAI (Persero) di tempat perhentian kereta api ini.
Pantauan Bisnis.com di Stasiun Rancaekek, Kamis (23/2/2023), bagian selatan dan utara stasiun sudah rata dengan tanah. Jalur rel yang ada di stasiun wilayah Bandung timur ini pun sudah bertambah.
Saat ini di Stasiun Rancaekek berdiri rangka-rangka berlapis beton yang berukuran besar dan tinggi. Selain itu, dilengkap juga dengan tangga eskalator untuk memudahkan mobilitas dari bagian utara ke selatan atau sebaliknya.
Seorang pengguna kereta api, Hilmi Zulkifli mengatakan kondisi Stasiun Rancaekek saat ini sangat berubah. 10 tahun lalu, masih ada beberapa bangun lama era zaman kolonial Belanda berdiri kokoh.
“Sekarang sudah modern dan megah,” kata Hilmi kepada Bisnis.com di Stasiun Rancaekek, Kabupaten Bandung, Kamis (23/2/2023).
Stasiun Rancaekek merupakan tempat perhentian kereta api yang berada di Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung.
Berada di ketinggian 668 meter di atas permukaan laut (MDPL) stasiun menjadi salah satu stasiun yang berada dalam wilayah kerja Daerah Operasi (Daop) 2 Bandung.
Dilansir dari Heritage KAI, Stasiun Rancaekek sudah berdiri sejak zaman Staatsspoorwegen mulai mengembangkan jalur kereta 1884. Namun saat ini, tidak sisa bangunan era tersebut.
Saat era kolonial Belanda, keberadaan stasiun ini untuk menjangkau perkebunan yang ada di wilayah Jatinangor-Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Namun pada 1942, beberapa bagian dalam stasiun dan jalur dibongkar oleh pekerja paksa era kolonial Jepang.
Tetapi sampai saat ini, jejak peninggalan dari Stasiun Rancaekek masih tersisa, di antaranya, Stasiun Tanjungsari, Viaduk Jatinangor, Jembatan Cincin Jatinangor, dan Jembatan Citereup.