Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPBD: Banjir dan Longsor Intai Purwakarta Saat Turun Hujan

BPBD Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena daerah ini rawan bencana alam saat turun hujan.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, PURWAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purwakarta mengimbau masyarakat untuk tetap waspada karena daerah ini rawan bencana alam saat turun hujan.

Kepala BPBD Kabupaten Purwakarta Yuddy Hediana juga sempat menyampaikan di wilayah ini ada beberapa bencana alam yang paling di antisipasi saat turun hujan. Di antaranya pergerakan tanah, longsor, dan banjir.

"Yang paling kita antisipasi, itu bencana alam berupa pergerakan tanah dan longsor," ujar Yuddy kepada Bisnis.com, belum lama ini. 

Yuddy menjelaskan sejauh ini pihaknya telah menguatkan komunikasi dengan seluruh stakeholder untuk menyiapkan berbagai langkah antisipasi guna menghadapi bencana alam yang kerap datang saat turun hujan.

"Kami meminta seluruh pihak untuk waspada, karena ada beberapa beberapa bencana alam musiman yang kerap terjadi," kata dia.

Yuddy dan jajarannya pun sebenarnya sedikit ketar-ketir, jika suatu saat terjadi bencana alam di wilayahnya. Karena, dia mengaku, sarana dan prasana tempur untuk penanggulangan bencana alam di markasnya bisa dibilang belum memadai.

"Maklum, BPBD kita kan masih seumur jagung. Januari kemarin baru menginjak satu tahun. Jadi wajar, kami belum memiliki peralatan teknis yang lengkap untuk penanggulangan jika terjadi bencana alam," kata dia.

Untuk saat ini, kata Yuddy, BPBD Kabupaten Purwakarta baru memiliki sarana penanggulangan bencana berupa perahu karet saja dan beberapa unit peralatan teknis skala kecil. Meski begitu, upaya maksimal untuk penanggulangan bencana alam tetap harus dilakukan.

"Ya pasti kita maksimalkan upaya penanggulangannya, meskipun dengan sarana dan prasarana sangat minimal," tambah dia.

Terkait daerah rawan bencana pergerakan dan tanah longsor di wilayahnya, Yuddy telah memetakannya. Untuk bencana longsor, lanjut dia, berpotensi terjadi di seluruh kecamatan yang ada.

Hanya saja, dari 192 desa/kelurahan yang ada di 17 kecamatan, itu terbagi menjadi dua kelas. Yakni, 38 desa masuk dalam kelas risiko longsor sedang, serta 154 termasuk ke kelas risiko rendah.

"Kebanyakan, wilayah rawan longsor ini berada di daerah perbukitan yang kontur tanahnya jenis lempung. Sehingga, saat diguyur hujan, tanah tersebut bisa menjadi medan luncur. Untuk wilayah yang berisiko sedang, itu di antaranya sejumlah desa yang ada Kecamatan Bojong, Darangdan, Maniis, Pasawahan, Pondoksalam, Sukasari dan Tegalwaru," terang dia.

Selain longsor, tambah dia, bencana banjir juga berpotensi di seluruh wilayah. Adapun banjir yang sering terjadi di wilayahnya ada tiga tipe. Pertama banjir bandang karena alih fungsi lahan atau kerusakan hutan karena eksploitasi yang tidak terkendali.

Kemudian, lanjut dia, banjir yang disebabkan oleh luapan air sungai karena curah hujan yang tinggi. Terakhir, banjir yang disebabkan oleh tersendatnya aliran air oleh tumpukan sampah. Umumnya, banjir tersebut terjadi di wilayah perkotaan. (K60)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper