Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Warga Pesisir Subang Olah Buah Mangrove Jadi Makanan yang Legit

Bagi masyarakat di desa ini mangrove tidak hanya dilihat sebagai pohon penahan abrasi saja, tapi juga membawa berkah tersendiri dari sisi ekonomi.
Wajit mangrove
Wajit mangrove

Bisnis.com, SUBANG - Masyarakat di wilayah pesisir pantai utara (Pantura), tepatnya di di Desa Langensari, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang, melirik potensi lain yang bisa dikembangkan selain dari sektor perikanan. Yakni, dengan memanfaatkan keberadaan pohon mangrove.

Ketua Kelompok Tani Mina Lestari Desa Langensari Kecamatan Blanakan Samsudin menuturkan bagi masyarakat di desa ini mangrove tidak hanya dilihat sebagai pohon penahan abrasi saja, tapi juga membawa berkah tersendiri dari sisi ekonomi.

"Warga di kita, selama ini memanfaatkan buah dari pohon mangrove untuk diolah menjadi menjadi dodol dan wajit," ujar Samsudin kepada wartawan, Rabu (28/12/2022).

Samsudin menjelaskan, dulu pohon mangroove di wilayahnya kerap dipandang sebelah mana dan hanya dilihat sekedar untuk penahan abrasi saja. Padahal, menurut dia, buah mangrove bisa juga diolah menjadi makanan yang menjanjikan dari sisi ekonomi.

"Dulu kurang bisa di mamfaatkan oleh masyarakat. Alhamdulillah, setelah tahu ilmunya sekarang bisa dikembangkan menjadi makanan," kata dia.

Adapun buah mangrove yang dijadikan dodol dan wajit itu, kata dia, yakni buah dari tanaman mangrove jenis pidada. Menurut dia, selain menjadi dodol dan wajit, buah dari mangrove jeni ini juga bisa diolah menjadi selai, kripik, bahkan obat khusus kewanitaan.

Dia menjelaskan, awal mula tercetusnya ide untuk mengolah buah mangrove menjadi barang yang bermanfaat itu sekitar 2009 lalu. Saat itu, dia menggandeng beberapa ahli untuk meneliti kandungan vitamin dan nutrisi dari buah magrove tersebut.

"Ternyata buah mangrove memiliki banyak vitamin. Sejak saat itulah, saya mencoba berinovasi untuk mengolah buah dari manggrove menjadi makanan," kata dia.

Sejauh ini, pihaknya ingin perekonomian masyarakat di desa ini bisa bertumbuh dari pengolahan buah mangrove. Minimalnya, usaha dari buah pohon mangrove ini menjadi pekerjaan sampingan masyarakat guna menambah penghasilan.

Samsudin menambahkan, selama ini pangsa pasar untuk dodol dan wajit mangrove belum begitu luas. Penjualannya, baru di tingkat desa atau sebatas relasi secara door to door. Sehingga, kedepan memang diperlukan mitra marketing untuk kelompok tani supaya pasarnya lebih luas. (K60)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Asep Mulyana
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper