Bisnis.com, BANDUNG - Sekitar 80 korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, menurut pejabat pemerintah kota.
"Kami pun tadi melaporkan kepada Pak Bupati Cianjur bahwa saat ini ada 80 sekian orang warga di sini (Cianjur) yang dirawat di Kota Bandung," kata Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna seusai menyerahkan bantuan untuk korban gempa di Pendopo Kantor Bupati Cianjur, Senin (28/11/2022).
Pemerintah Kota Bandung berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada warga Kabupaten Cianjur yang terluka akibat gempa dan menjalani perawatan medis di rumah sakit-rumah sakit di wilayahnya.
Ema mengatakan bahwa Wali Kota Bandung Yana Mulyana pun sudah menyampaikan komitmen untuk menyediakan tempat singgah bagi korban gempa Cianjur yang membutuhkan tempat istirahat setelah menjalani perawatan.
"Kami sudah menyiapkan itu. Ada rumah sakit di Jalan Kawaluyaan Kota Bandung, ada beberapa ruangan, termasuk tenaga kesehatan yang siap memberikan perawatan," kata dia.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Anhar Hadian, rumah sakit di Kota Bandung yang menangani korban gempa Cianjur meliputi Rumah Sakit Hasan Sadikin, RSUD Bandung Kiwari, RSUD Kota Bandung, Rumah Sakit Santosa Kopo, Rumah Sakit Sartika Asih, Rumah Sakit Muhammadiyah, Rumah Sakit Borromeus, Rumah Sakit Advent, dan Rumah Sakit Santosa Central.
Ia mengatakan bahwa kebanyakan korban gempa yang menjalani perawatan di rumah sakit yang ada di Kota Bandung mengalami luka berat atau patah tulang.
Selain membuka fasilitas pelayanan kesehatan untuk korban gempa, menurut dia, Dinas Kesehatan Kota Bandung mengirimkan bantuan dokter, obat-obatan, mobil ICU, ambulans, hingga mobil jenazah guna mendukung penanganan dampak gempa di Kabupaten Cianjur.
Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Minggu (27/11) gempa bumi yang pada 21 November 2022 melanda wilayah Cianjur telah menyebabkan 321 orang meninggal dunia dan banyak orang terluka.
Bencana itu juga menyebabkan kerusakan 62.628 rumah, 398 sekolah, 160 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 16 gedung kantor serta memaksa 73.874 orang mengungsi.