Bisnis.com, BANDUNG - PT Dahana menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Penelitian dan Pengembangan Materiel (Litbangmat) Bom BNT-250 dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI AU, dan PT Sari Bahari.
Penandatangan Litbangmat tersebut dilakukan oleh Kepala Dislitbangau Marsekal Pertama (TNI) Susanto, Direktur Utama PT Sari Bahari Ricky Hendrik Egam, dan Direktur Teknologi dan pengembangan Dahana Suhendra Yusuf RPN.
Suhendra menuturkan, kerja sama dengan Dislitbang TNI AU merupakan sebuah kerja sama yang strategis mengingat Dislitbang TNI AU berhubungan dengan pengguna akhir. Ia juga berharap, kerja sama ini tidak berhenti di Litbangmat, tapi turut mendukung Dahana untuk dapat memproduksi Bom BNT-250 secara massal.
“Kami harap dari sisi industri kita bisa masuk ke mass production. Saya beberapa kali bertemu dengan para peneliti, termasuk kepada BRIN yang mengatakan bahwa ending dari riset itu adalah produk, dimana industri yang harus melakukan produksi massal, di situlah peran dan posisi PT Dahana sebagai industri,” ujar Suhendra, Jumat (18/11/2022).
Suhendra menambahkan, pihaknya mengapresiasi Dislitbang TNI AU dan PT Sari Bahari, karena kerja sama dengan keduanya pernah sukses dalam memproduksi Bomb P Series yang diaplikasikan pada pesawat tempur yang dimiliki oleh TNI AU. Bomb P Series juga sempat menjadi perhatian pengunjung pameran Indo Defence Expo & Forum di Kemayoran pada 2-5 November 2022 lalu.
Sejak diresmikannya holding Industri Pertahanan Defend ID oleh Presiden Joko Widodo pada 22 April 2022 di Surabaya, Dahana sebagai anggota gencar melakukan berbagai kolaborasi dan kerjasama strategis untuk mewujudkan kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional. Dahana juga optimistis dapat menjadi pemain penting di rantai pasok industri pertahanan global.
“Kami merupakan anggota Defend ID dengan lini kompetensi pada energetic material yaitu eksplosif, baik dari sisi manufacturing maupun jasa servicesnya. Besar harapan kami Litbangmat ini berjalan lancar dan sukses, sehingga dapat diproduksi massal dan akhirnya akan meningkatkan perekonomian nasional,” pungkas Suhendra.