Bisnis.com, BANDUNG — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama BUMN PT Wijaya Karya merencanakan untuk membangun fasilitas cable car di kawasan Puncak, Bogor.
Asisten Daerah bidang Administrasi Setda Jabar Ferry Sofwan mengatakan rencana tersebut dibahas dalam rapat pada awal November lalu di Gedung Sate, Bandung.
Pihak kementerian dan Wijaya Karya juga mengundang sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang, hingga Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar.
“Ini pertemuan keempat. Saya yang mewakili pimpinan belum terlalu mendapatkan gambaran seutuhnya. Namun maksud dan tujuannya sudah tergambar. Rapat itu ada paparan dari Deputi Kemenparekraf dan pihak Wika soal cable car di Puncak,” katanya kepada Bisnis, Kamis (10/11/2022).
Menurutnya cable car Puncak adalah ide dan gagasan kementerian dan BUMN. Pemprov Jabar memahami urgensi keberadaan angkutan wisata di salah satu primadona wisatawan tersebut.
“Cable car untuk mengatasi kemacetan di sekitar Puncak, dengan konsep ini diharapkan titik destinasi wisata di sana akan tetap hidup dengan cable car,” tuturnya.
Dalam rapat juga dipaparkan sejumlah rencana trase angkutan yang sudah diadopsi di Swiss, Malaysia hingga Korea Selatan tersebut. Ferry menuturkan pihak Wika merancang trase mulai dari Katulampa hingga Taman Safari Indonesia, kemudian ada juga trase menuju Gunung Gede.
“Lalu di Jabar ada satu KEK yakni Lido yang akan membangun banyak theme park, ada pemikiran dari kementerian bagaimana jika ada trase dari KEK Lido dengan berbagai fasilitas di sana,” ujarnya.
Ferry memastikan Pemprov Jabar akan mendukung rencana tersebut mengingat kawasan Puncak yang berada di lintasan Bogor, Sukabumi dan Cianjur kewenangannya ada di Provinsi. “Provinsi harus men-support,” tuturnya.
Cable car juga dinilai bisa jadi solusi jangka menengah guna mengatasi kemacetan di kawasan tersebut terlebih rencana pembangunan jalur puncak II masih belum terealisasi hingga saat ini.
“Ketiga, ini jadi alternatif menghidupkan destinasi wisata yang sudah terbangun disana. Kami ingin mendorong ini bisa seperti di luar negeri,” pungkasnya.