Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketua IPKB Minta Pemerintah Andil Berikan Orientasi Ekspor Bagi IKM

Dorongan ekspor harus dipercepat lantaran kondisi pasar garmen yang tidak sehat di pasar lokal akibat dari maraknya bisnis thrift atau barang bekas impor.
Pekerja meyelesaikan pembuatan pakaian di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja meyelesaikan pembuatan pakaian di pabrik garmen PT Citra Abadi Sejati, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (8/9/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah dinilai perlu melakukan terobosan untuk mendorong pelaku industri kecil menengah (IKM) agar bisa mengakses pasar ekspor dengan mudah.

Sehingga, selain bisa menguasai pasar lokal, seperti Tanah Abang, Pasar Baru Bandung, atau distro, tapi juga bisa naik kelas dengan menjadi pemain ekspor.

Ketua Ikatan Pengusaha Konveksi Berkarya (IPKB) Nendi Herdiaman mengatakan bahwa terobosan-terobosan baru harus dilakukan agar hal tersebut bisa diakselerasi.

Pasalnya, menurut Nendi, meskipun beberapa destinasi ekspor garmen seperti Amerika dan Eropa tengah mengalami lonjakan inflasi yang mengakibatkan merosotnya permintaan produk garmen, tapi negara lain masih menjadi tujuan ekspor potensial sehingga orientasi ekspor harus tetap didorong.

"IPKB perlu melakukan terobosan inovatif terkait persaingan global, kecenderungan pasar luar negeri dan dalam negeri, membuka dan menggiatkan ekspor ke negara baru sebagai alternatif, juga meningkatkan kualitas," katanya saat dihubungi, Rabu (2/11/2022).

Selain itu, dorongan ekspor juga disebutkan Nendi harus dipercepat lantaran kondisi pasar garmen yang tidak sehat di pasar lokal akibat dari maraknya penjualan barang thrift atau barang bekas impor secara bebas padahal ilegal.

Inovasi lainnya yang harus dilakukan adalah dengan mencari bahan baku yang lebih murah dari yang selama ini ada. Riset-riset perlu dilakukan dengan jalinan kerja sama dengan universitas.

"Sangat perlu bekerja sama dengan universitas untuk eksplorasi bahan baku alternatif yang tetap mengacu pada kandungan lokal guna menghindari biaya lebih mahal," kata Nendi.

IKM sebagai pertahanan terakhir dunia kerja yang aktivitas di dalamnya tak berbeda dengan industri garmen besar, harus surplus pekerja dengan sumber daya manusia (SDM) mumpuni.

Ia juga menilai, industri garmen besar harus adil dalam melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dengan memberikan hak pekerjanya secara penuh serta membekali pekerja tersebut dengan kemampuan yang baik agar saat keluar memiliki softskill untuk bersaing di dunia luar.

"Persiapan pendidikan dan pelatihan SDM baik untuk operator mesin maupun karyawan-karyawan yang dirumahkan itu," kata Nendi. (K34)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dea Andriyawan
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper