Bisnis.com, CIREBON - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Kota Cirebon mengalami inflasi sebesar 0,10 persen pada Oktober 2022.
Kepala BPS Kota Cirebon Joni Kasmuri mengatakan pada Oktober 2022, ada beberapa barang atau jasa sebagai penyumbang inflasi di Kota Cirebon, yakni, rokok kretek filter, bensin, tukang bukan mandor, daging sapi, dan martabak.
"Meskipun inflasi, angka tersebut lebih kecil dibandingkan angka persentase nasional atau provinsi,” kata Joni di Kota Cirebon, Selasa (1/11/2022).
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, dari 11 kelompok pengeluaran, delapan kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan tiga kelompok pengeluaran mengalami deflasi.
Delapan kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yakni, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,27 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,79 persen;
Kemudian, kelompok transportasi sebesar 0,62 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,42 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,16 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,54 persen.
Sementara, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,10 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,18 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen.
Joni mengatakan, berdasarkan pantauan indeks harga konsumen (IHK), Kota Bandung merupakan daerah yang mengalami inflasi paling tinggi di Jawa Barat sebesar 0,12 persen.
"Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran," kata Joni.