Bisnis.com, PURWAKARTA - Di wilayah selatan Kabupaten Purwakarta, terdapat sebuah perkampungan yang begitu asri dan bisa dikunjungi untuk berwisata. Adalah Kampung Tajur yang lokasinya berada di Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong.
Dulu sebelum menjelma menjadi destinasi wisata favorit, kawasan ini merupakan target para pencuri kayu. Konon, banyak banyak masyarakat di kaki Gunung Burangrang yang melakukan penebangan kayu secara ilegal di perkampungan itu.
Menurut cerita, masifnya kegiatan illegal logging di kawasan tersebut sudah terjadi sejak lama. Namun, perubahan baru dimulai sejak 2003 atau sejak Dedi Mulyadi menjabat Wakil Bupati periode 2003-2008.
Kala itu, Dedi berani mengambil risiko untuk menghentikan aktivitas pencurian kayu secara ilegal tersebut. Dedi, kala itu bersama persatuan arsitek Indonesia ingin mewujudkan pembangunan sebuah perkampungan dengan organisasi penduduk yang tertata dengan baik di lereng Gunung Burangrang.
"Upayanya ini, tak lain ingin menghentikan pembalakan liar yang selama ini terjadi di kawasan tersebut. Karena saat itu, pencurian kayu sangat marak terjadi di gunung tersebut," ujar Dedi, Senin (24/10/2022).
Kang Dedi menyebut proses pembangunan Kampung Tajur penuh dengan risiko. Bahkan ia sampai rela menanggung segala risiko yang sangat berat akibat banyaknya fitnah yang ia terima. Hari demi hari dilewatinya untuk terus berjuang membangun kampung yang kental dengan adat Sunda tersebut.
Perlahan tapi pasti, pembangunan terus berlangsung hingga berdirilah Kampung Adat Tajur. Hampir 20 tahun berjalan, kini kampung tersebut menjelma jadi kawasan wisata yang selalu dikunjungi wisatawan terlebih saat hari libur dan musim anak sekolah tiba.
"Saat ini, alamnya sudah terjaga. Warga yang semula mencari uang dengan cara menebang kayu, kini sudah bisa hidup mandiri dengan membuka penginapan, jasa wisata dan berjualan," kata dia.
Menurut Dedi, membangun sebuah karya itu sangat melelahkan bahkan harus rela berdarah-darah. Namun dirinya merasa bangga karena dari kesulitan yang ia hadapi itu, bisa membawa berkah bagi semuanya.
Sebagai gambaran, di Purwakarta terdapat perkampungan dengan organisasi penduduk yang tertata dengan baik. Lokasinya, persis di lereng Gunung Burangrang. Di perkampungan itu, hanya ada 40 rumah yang tertata dengan sangat rapi.
Penduduknya terlihat sangat damai. Mungkin, inilah salah satu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi itu. Selain itu, ada daya tarik lain berupa arsitektur sunda, yakni rumah panggung yang terbuat dari bahan bangunan kayu dan bambu.
Bagi masyarakat perkotaan, suasana lingkungan nan alami seperti ini mungkin merupakan sesuatu yang luar biasa dan sangat langka didapat. Apalagi, suasana yang sangat alami ini pun didukung pemandangan yang eksotik. Tak heran, dengan keindahannya itu membuat kampung ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat perkotaan.
Suhu udara di kampung ini, antara 18-32 derajat Celcius. Jadi, sangat cocok dijadikan tempat beristirahat. Selama ini, pemerintah setempat menjadikan Kampung Tajur sebagai tujuan wisata alam bersendikan edukasi.
Selain berwisata, para pengunjung yang datang juga bisa mengikuti dan berbaur dengan aktivitas warga. Semisal, bercocok tanam, membajak sawah, tanam padi, beternak dan lainnya.
Sejauh ini, wisata alam Kampung Tajur masih menjadi salah satu tujuan favorit para pelancong. Apalagi, di musim liburan. Pengunjungnya, sebagian besar warga dari luar daerah.
Selain masyarakat biasa, pengunjung juga banyak dari kalangan pelajar. Karena, di sini para pengunjung bisa berlibur sekaligus belajar. (K60)